Soal Polemik Jilbab Paskibraka, Jokowi: Kita Harus Hormati Kebhinekaan

MIMBAR. / 2024)

Menurut Jokowi, keberagaman harus dihormati karena Indonesia adalah negara majemuk yang penuh perbedaan sehingga tidak bisa bersatu.

“Keberagaman harus kita hargai, keberagaman harus kita hargai karena negara ini adalah negara besar yang beda ras, beda ras, beda agama, beda adat istiadat. Jadi tidak bisa bersatu,” kata Jokowi di ibu kota nusantara. Kalimantan Timur, Sabtu (17/8/2024).

Perbedaan adalah anugerah yang patut disyukuri, kata Jokowi. Persatuan adalah agama.

Dikatakannya, keberagaman adalah anugerah yang patut kita syukuri, keberagaman adalah kekayaan yang patut dihargai bukan untuk perbedaan melainkan untuk persatuan.

Sementara itu, Jokowi memberikan jawaban pedas ketika awak media bertanya kepadanya mengenai desakan partai untuk mencopot Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahudi.

Dia berkata, ya, sampai jumpa lagi.

Sebelumnya diberitakan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta Presiden Jokowi menilai kinerja Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pankosila (BPEP) Yudian Wahudi.

Penilaian tersebut menyusul larangan berhijab pada Paschibraka Nasional 2024.

Terkait Dawa, Ketua MUI KH Cholil Nafis meminta Jokowi memecat Yudian Wahudi sebagai Ketua BPP.

“Kami mohon kepada Presiden untuk mengevaluasi kinerja BPIP, kami segera mencabut perintah Kepala BPP dan menggantinya,” kata Cholil dalam konferensi pers di kantor MUI pusat, Jalan Proklik, Jalan Proklik pada Kamis (15/8). / 2024 ).

Selain itu, Cholil juga meminta penilaian terhadap standar BPIP terkait penerbitan peraturan tersebut.

Ia menilai aturan larangan berjilbab merupakan kesalahan fatal bagi Paskibraka yang bertentangan dengan Pancasila.

“Saya kira salah fatal jika keputusan Kepala BPIP bertentangan dengan aturan BPIP dan tentunya bertentangan dengan keputusan Presiden, bertentangan dengan undang-undang, bertentangan dengan konstitusi kita, dan kita sepakat pada hal-hal yang setinggi-tingginya. katanya Pancasila.

“Isi Kepala BPIP dengan orang yang memahami Pankasila dan peraturan perundang-undangan dengan baik,” kata Chopil.

Tak hanya itu, ia meminta Jokowi membersihkan kepentingan politik dan penafsiran Pancasila yang menyimpang.

Menurut Cholil, Yudian Vineka melanggar nilai Tunggal Ika yang menjamin keberagaman.

Katanya larangan mudi collil, jenis yang tidak sesuai dengan Vineka Tunggal Eka.

“Jelas kita sepakat mengenai keberagaman. Bagaimana persatuan bisa terjadi? Ini jelas salah tafsir.”

“Kita sudah sepakat kalau kita berbeda upacara adat, beda agama kita pakai untuk menunjukkan perbedaan kita sesuai adat dan agama kita, tapi bagaimana bisa sama? Saya yakin itu bertentangan dengan Pancasila,” ujarnya.

(Tribunnews.com/Deni/Fahdi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *