TRIBUNNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar memberikan pernyataan penting terkait situasi terkini di Gaza.
Dalam jumpa pers, Kamis (28/11/2024), Saar menjelaskan pandangan pemerintah Israel terkait konflik yang sudah berlangsung lama.
“Israel tidak berusaha mengendalikan kehidupan warga sipil di Gaza,” kata Saar, seperti dikutip Asharq Al-Awsat.
Ia menekankan bahwa perdamaian tidak bisa dihindari, namun perdamaian juga tidak bisa dibangun berdasarkan ilusi.
Pernyataan ini mengungkapkan niat Israel untuk mengakhiri konflik, namun juga menekankan bahwa tujuan strategis harus dicapai terlebih dahulu.
Dalam penjelasannya, Saar menegaskan perang di Gaza akan berakhir jika Israel mencapai beberapa tujuan utama.
Pertama, kembalikan para Sandera.
Israel ingin mengembalikan sandera yang saat ini ditahan oleh Hamas.
Ini adalah fokus penting dari negosiasi yang sedang berlangsung.
Kedua, mencegah Hamas mengambil kendali.
Selain memulangkan sandera, Saar menekankan pentingnya memastikan Hamas tidak lagi menguasai Jalur Gaza.
Saar menyatakan harapannya bahwa langkah-langkah ini akan menciptakan kondisi yang lebih aman dan stabil bagi warga sipil di Gaza, tanpa intervensi langsung dari Israel.
Dalam kesempatan yang sama, Saar juga mengomentari masalah surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Galant.
Dia mengatakan Israel mengajukan banding atas keputusan tersebut, dan itu adalah “preseden yang berbahaya”.
Pernyataan ini menunjukkan ketidakpuasan Israel terhadap tindakan hukum yang dianggap tidak adil dan dapat membahayakan stabilitas negara. Perang Israel-Hamas
Dikutip dari Al Jazeera, berikut perkembangan terkini perang Israel-Hamas:
1. Serangan Israel di Gaza berlanjut semalaman.
Tiga serangan terpisah dilaporkan terjadi di utara Kota Gaza yang menewaskan 10 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
2. Jet tempur Israel mengebom sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah.
Pendakian ini tercatat menewaskan sedikitnya lima orang.
3. Militer Israel telah memberitahu keluarga seorang tahanan Palestina bahwa mereka akan menghancurkan rumah mereka di kota Bal’a di Tepi Barat, di sebelah timur Tulkarem.
4. Dr Mohammed Khaleel mengatakan situasi di wilayah utara Palestina “sangat serius”.
Khaleel adalah seorang ahli bedah ortopedi tulang belakang dari Amerika Serikat yang beroperasi di Khan Younis di Gaza selatan pada bulan April.
“Sulit menjelaskan besarnya kerusakan yang terjadi di Gaza utara,” ujarnya kepada Al Jazeera dalam wawancara dari Florida, AS.
“Di selatan, kami melihat genosida,”
“Di utara, terjadi Holocaust total. Banyak bangunan hancur,”
“Ada jumlah kematian dan kehancuran yang luar biasa besar, lebih banyak daripada yang kita lihat di wilayah selatan pada bulan April,” katanya.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)