TRIBUNNEWS.COM – Timnas Indonesia masih menunggu keputusan AFC dan FIFA terkait kepastian laga kedua melawan Bahrain di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Meski belum ada keputusan resmi, namun ada indikasi permintaan Bahrain untuk mengubah venue laga melawan Timnas Indonesia tidak akan dilaksanakan.
Klub PSSI dan Kemenpora telah menjamin keselamatan dan keamanan para pemain Bahrain.
Bahkan Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariutjo sudah beberapa kali meyakinkan para pemain Bahrain akan aman saat menginjakkan kaki di Indonesia.
Ia kemudian meminta Bahrain tidak mencari alasan untuk memindahkan pertandingan melawan tim Indonesia ke venue lain.
“Bahrain tidak perlu lagi mencari-cari alasan,” kata Menteri Pemuda dan Olahraga itu, Senin (21/10) usai dilantik kembali ke pos Minpora.
“Indonesia sangat aman untuk bersaing,” lanjutnya.
Seperti diketahui, Bahrain melalui asosiasi sepak bolanya sempat meminta perubahan status pertandingan timnas Indonesia beberapa waktu lalu.
Laga yang seharusnya digelar di markas timnas Indonesia itu diminta dipindahkan ke tempat netral. Para pemain Timnas Indonesia melakukan sesi foto jelang kick-off laga melawan China pada babak ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 di Qingdao Youth Football Stadium, Selasa (15/10/2024). (Twitter @TimnasIndonesia)
Asosiasi Sepak Bola Bahrain mengklaim keselamatan para pemain dan ofisialnya terancam ketika pertandingan dimainkan di negara mereka.
Ia melontarkan 7 pernyataan yang menjadi sikapnya menyikapi semua yang terjadi saat melawan timnas Indonesia.
Salah satu pernyataan Persatuan Sepak Bola Bahrain yang meminta AFC dan FIFA mencabut status tuan rumah timnas Indonesia pada pertemuan kedua 25 Maret 2025.
Seperti yang disebutkan pada poin nomor dua yang diunggah Asosiasi Sepak Bola Bahrain pada postingan kali ini.
Dia menambahkan: “Selain keinginan Asosiasi Sepak Bola Bahrain untuk menjamin keselamatan para anggotanya, terutama anggota tim nasional, federasi sedang dalam proses mengajukan keluhan kepada FIFA dan Konfederasi Asia untuk memberi tahu mereka. Perilaku yang Tidak Dapat Diterima itu Asosiasi Sepak Bola Bahrain adalah korbannya.” Selain kampanye intimidasi, kata-kata tersebut berbunyi, dan Asosiasi Sepak Bola Bahrain menulis: Penghinaan dan pencemaran nama baik berdampak pada keselamatan anggota timnas saat menghadapi tim Indonesia dalam laga tandang di ibu kota, Jakarta. “
“Federasi akan mengajukan permohonan untuk memindahkan pertandingan dari Indonesia demi menjaga keselamatan timnas, karena ini adalah prioritas utama, apalagi FIFA dan Konfederasi Sepak Bola Asia sangat memperhatikan keselamatan tim yang bertanding di markasnya. . adalah “Melanjutkan.
Panasnya perbincangan pertemuan Indonesia-Bahrain tak lepas dari laga pertama kedua negara di kualifikasi Piala Dunia 2026.
Tim Indonesia gagal menang melawan Bahrain. Tim asuhan Pelatih Shin Tae-yung gagal meraih kemenangan setelah mencetak gol di menit-menit akhir.
Awalnya Indonesia memimpin 1-2 pada menit ke-90, kemudian wasit Ahmed Al-Kaaf menambahkan enam menit waktu tambahan untuk menebus intervensinya menghentikan pertandingan.
Namun saat waktu menunjukkan menit 90+6, wasit tidak meniup peluitnya, padahal tidak ada pelanggaran yang memerlukan perpanjangan waktu pergantian pemain.
Menjelang akhir, Bahrain menyerang dengan waktu 90+8 dan kemudian meraih tendangan sudut.
Wasit masih memberi kesempatan kepada Bahrain untuk melakukan tendangan sudut.
Akhirnya tendangan sudut berhasil dikonversi menjadi gol oleh Mohammad Marhoon untuk membuat skor menjadi 2-2.
Gol tersebut membuyarkan kemenangan tim Indonesia yang sempat mengincar kemenangan sebelumnya dengan skor 1-2.
Indonesia lebih dulu mencetak gol pertama pada menit ke-15 melalui tendangan bebas Mohammad Marhun.
Kemudian Ragnar Ortmanguin menyamakan kedudukan melalui tembakannya pada menit (45+2) jelang babak pertama berakhir.
Setelah itu, Rafael Strick mengembalikan keunggulan Indonesia 1-2 atas Bahrain berkat gol apiknya pada menit ke-74.
Tendangannya masuk ke gawang dan mengejutkan kiper Bahrain Ibrahim Lutfalla.
Sayangnya kemenangan Indonesia terhenti setelah gol Bahrain di menit akhir.
(Tribunnews.com/Guruh)