Soal Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Anggota Komisi VI DPR: Jangan Matikan Usaha Pedagang Kecil

Laporan dari reporter Tribunnews.com Chaerul Umam

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nasim Khan, Ketua Komisi VI DPR RI Kelompok Fraksi PKB (Kapoksi), kecewa dengan respons Kementerian Ketenagakerjaan dan UKM (KemenkopUKM) yang meminta toko makanan di Warung Madura mematuhinya. undang-undang jam kerja setempat. pemerintah, artinya mereka tidak buka 24 jam sehari. 

Menurut Nasim, Kementerian Usaha Kecil dan Menengah tidak boleh mendorong pemerintah daerah untuk mengadopsi undang-undang yang membatasi jam kerja, yang akan membatasi ruang lingkup dan kelangsungan usaha toko kecil. 

Jika lokasi warung makan kecil seperti di Madura dikurangi, Nasim khawatir banyak pengusaha kecil yang gulung tikar dan angka pengangguran bertambah.

“Kami akan serahkan kepada Kementerian UKM, kedepannya pekerjaan tanpa undang-undang negara atau daerah di Indonesia, khususnya di tiga kabupaten yaitu Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, akan sangat menghambat usaha para pedagang kecil,” kata Nasim kepada wartawan di Jakarta. pada Jumat (26/04/2024).

Nasim mengatakan, pemerintah harus berupaya memastikan pola pikir yang benar dan berpikir jernih serta menyediakan lingkungan usaha yang ramah bagi pelaku usaha kecil. 

Hal ini dilakukan dalam rangka mengembangkan UKM.

Kita perlu bersikap wajar, perhatian, dan manusiawi. Kita harus mendukung mereka untuk berkembang, bukan menghentikan mereka (pembatasan waktu kerja), kata Irjen Pertahanan DPP PKB.

“Menteri-menteri sebelumnya meminta pemerintah daerah untuk menerapkan aturan jarak jauh di minimarket, namun kenyataannya berbeda,” kata Nasim.

Menurut Nasim, kehadiran Stasiun Madura selama ini memberikan banyak manfaat, seperti membantu kebutuhan masyarakat sehari-hari, menjaga keamanan lingkungan, merekrut tenaga kerja, memajukan perekonomian kecil, dan menciptakan hal-hal baru. pengusaha.

“Jika semua orang mau membuka hati dan pikirannya, kita perlu mengevaluasi kembali baik buruknya dan pemahaman masyarakat mikro kita, UMKM bekerja sama untuk maju. Mereka (pengusaha sukses Madura) selalu bermanfaat bagi masyarakat. peluang hidup dan karir,” katanya.

Saat ditanya apakah permasalahan tersebut disebabkan persaingan minimarket dan toko di Madura, Nasim tak menampik.

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah memberikan solusi yang baik agar seluruh dunia usaha bisa berjalan lancar.

“Kita perlu mencari solusi terbaik bagi mereka yang menggunakan sistem jam kerja yang berlaku saat ini. Agar Madura, Klontongan, dan toko-toko kecil bisa berjalan,” ujarnya.

Saat ini, anak buah Muhaimin Iskandar juga melakukan advokasi kepada masyarakat umum untuk keperluan pemasaran warung makan dan toko di Madura.

Menurutnya, tujuan dari proyek ini adalah untuk membangun pemahaman ekonomi masyarakat dan menghidupkan kembali sistem perekonomian masyarakat dan usaha UKM.

“Kami mengajak masyarakat untuk berbelanja di toko dan pertokoan Madura,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *