TRIBUNNEWS.COM – Meninggalnya putra Tamara Tiasmara dan Anger Demas, Dante, masih berlangsung.
Sebelumnya diketahui mantan kekasih Tamara Tiasmara, Yoda Arfand diduga menenggelamkan Dante di kolam renang pada Rabu (28/2/2024).
Yudas Arfand pun ditetapkan sebagai tersangka kematian Dante.
Sementara itu, Tamara Tiasmara mengaku sakit hati dengan perkataan keluarga Yuda Arfand.
Pasalnya, keluarga Judah Arfand merasa merekalah yang terkena dampak atas meninggalnya Dante.
“Ada kata-kata yang sangat menyakiti hati saya, seperti yang dikatakan keluarga tersangka: ‘Siapa yang menahannya, siapa yang jahat’,” kata Tamara Tiasmara seperti dikutip YouTube Cumicumi, Selasa (23/4/2024).
Setelah itu, Tamara menangis atas perkataan yang diucapkan keluarga mantan pacarnya.
Tentu saja dialah yang paling menderita, karena harus kehilangan anak kandungnya, kata Tamara.
Dia langsung menjawabku, maksudku gila banget, siapa peduli ada apa, aku tidak salah kalau anakku mati.
Tamara sadar, keluarga tersangka merasa tidak enak karena Dante menyerahkannya.
Namun Tamara menyebut Yoda Arfandi lah yang meminta Dante bermain bersama putranya.
“Ada di antara saya yang kurang beruntung, mereka mengira mereka tidak beruntung karena saya meninggalkan mereka.”
“Meski saya tidak pernah pergi, YA-lah yang meminta Dante bermain dengan bayinya,” jelasnya.
Secara terpisah, Tamara mengaku dirinya dan mantan suaminya, Anger Demas, tidak ada kontak selama kasus Dante berjalan.
Oleh karena itu, Tamara kini berharap hubungannya dengan Anger membaik sehingga kasus Dante bisa ditangani bersama.
“Belum ada diskusi (dengan Anger Demas) untuk mengawal kasus ini, tapi semoga kedepannya lebih baik bersama-sama mengawal,” kata Tamara.
Karena itu, Tamara ingin kasus kematian Dante terus berlanjut dan ditegakkan keadilan.
Demikian pula tersangka dapat dihukum seberat-beratnya.
Menurutnya, pelakunya harus dihukum berat.
Tamara pun membenarkan tak menerima bantuan dari Yuda Arfandi. Demas (kiri) dan Tamara Tiasmara (kanan) marah. (Kolase foto Tribune News)
Justru yang terjadi justru sebaliknya ketika keluarga Tamara Yuda Arfand dianggap bersalah.
Hal itu terlihat saat anggota keluarga terdakwa sedang memegang spanduk dukungan Yuda Arfand saat pekerjaan renovasi kolam renang kawasan Dorn Savit.
“Dalam pikiranku, merekalah tersangka yang merasa menjadi korban, menurutku. Beda dikit ya, nanti mereka yang membawa spandukku.”
“Saya melihatnya tertawa-tawa di dalam mobil, lucu sekali kenapa tersangka memegang spanduk mengarah ke saya seolah-olah saya tersangkanya.”
(Tribunnews.com/Ifan/Fauzi)