TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Orangtua (OTM) siswa SMA Negeri 1 Tarakanita Jakarta Selatan angkat bicara soal keputusan sekolah yang mengubah status SMA Tarakanita I dari one size for all perempuan menjadi keberagaman (menerima siswa laki-laki ). ).
Keputusan Tarakanita Trust yang menguasai SMA Tarakanita I menyebutkan, perubahan stereotip gender terhadap anak perempuan akan dimulai pada tahun ajaran pertama 2025/2026. Siswa laki-laki akan diterima.
Jalan Puloraya IV No.Jakarta Selatan. 17 Orang tua siswa juga memprotes SMA yang berlokasi di Kebayoran Baru yang menerima siswa laki-laki.
Selain itu, sejak didirikan pada tahun 1962, SMA Tarakanita I khusus diperuntukkan bagi siswi (lajang jenis kelamin).
Andini, salah satu perwakilan orang tua, mengatakan semua orang tua yang mengetahui rencana tersebut terkejut. Selain itu, hal tersebut juga tidak pernah dibicarakan dengan orang tua siswa SMA I Tarakanita.
Seperti dikutip Senin (25/11/2024), “Sampai saat ini SMA I Tarakanita belum mengizinkan adanya audiensi atau diskusi mengenai masalah tersebut.
Andini menjelaskan, politik di SMA Tarakanita I Jakarta Selatan menimbulkan keresahan antara orang tua siswa dan siswi.
Hal tersebut berulang kali dibantah oleh orang tua siswa. Bahkan pada tanggal 8 Agustus 2024, siswa yang duduk di bangku kelas X, XI dan XII melakukan protes di sekolah tersebut.
Alih-alih mengubah kebijakan, pihak sekolah malah membagikan surat penerimaan mahasiswa baru (PPDB) putra secara berkala.
Orang tua juga menemukan brosur yang menawarkan tes dan wawancara bagi calon siswa laki-laki.
Kemudian mereka kembali melakukan protes pada 21 Oktober 2024 dan meminta penundaan kebijakan tersebut. Tidak menerima siswa laki-laki tahun ajaran 2025/2026, 2026/2027.
Namun sangat disayangkan Kepala Sekolah SMA I Tarakanitha malah tertawa dan mengatakan akan terus mengubah status sekolah tersebut dan berharap semua pihak dapat menerima keputusan yang diambil Tarakanitha Trust, jelas Andini.
“Perubahan status ini membuat kami resah di kalangan OTM. Beberapa orang tua menyayangkan pendaftarannya ketika mengetahui perubahan status dan mencari sekolah swasta lain,” jelasnya.
Penentangan dan penolakan orang tua siswa juga menjadi perhatian utama Ikatan Alumni SMA Tarakanita I (INITARKI).
Juru Bicara INITARKI Jane Navilis dan Kartika Dumasari menegaskan pihaknya kecewa dan menyayangkan dengan sikap SMA I Tarakanita yang tidak terbuka kepada orang tua siswa.
Jane dan Karthika khawatir dengan psikologi anak-anak perempuan tersebut, yang akan merasa tidak nyaman dengan kondisi sekolah yang baru, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi pembelajaran serta standar dan prestasi akademik sekolah.
“Adik-adik kita mempunyai hak atas pendidikan tiga tahun di sekolah yang homogen, hak atas fasilitas, terutama kegiatan untuk anak perempuan, hak atas keamanan dan kenyamanan di lingkungan yang seluruhnya perempuan. Hal ini mungkin sulit diwujudkan seiring dengan semakin besarnya sekolah. . bermacam-macam,” kata Jane.
Karena pembahasan menemui jalan buntu, para orang tua siswa mengadukan hal tersebut ke Suku Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Selatan.
Dalam surat lengkapnya, orang tua menyampaikan tiga permintaan dan pertanyaan untuk meminta klarifikasi kepada Suku Dinas Pendidikan Jakarta Selatan.
Pertama, bolehkah sekolah mengubah statusnya dari homogen (perempuan) menjadi beragam?
Kedua, SMA I Tarakanita saat ini belum memiliki dewan sekolah sesuai Permendikbud 75 Tahun 2016.
Apakah ada konsekuensi jika sekolah tidak memiliki dewan sekolah? Bagaimana status keputusan sekolah yang diambil tanpa berkonsultasi dengan dewan sekolah?
Ketiga, bagaimana hak orang tua dan siswa dilindungi oleh keputusan sepihak ini?
“Kami berharap surat ini ditanggapi positif dan kami dapat berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan Wilayah II Jakarta Selatan serta membantu memediasi permasalahan ini dengan SMA Tarakanita I dan Yayasan Tarakanita,” tegasnya. Andes
Pihak sekolah membenarkan hal tersebut
Sementara itu, Kepala SMA Tarakanita I Jakarta Cristina Vinarti membenarkan pihaknya akan menerima pendaftaran siswa putra pada tahun ajaran baru 2025/2026.
SMA Tarakanita I Jakarta merupakan sekolah Katolik yang melayani siswa secara ekslusif atau eksklusif.
“Iya betul, kami akan mulai menerima siswa laki-laki pada tahun ajaran 2025/2026,” kata Kristina, Jumat (22/11/2024), dikutip Kompas.com.
Namun saat ditanya alasannya menerima siswa laki-laki, Christina tak menjawab hingga berita tersebut tayang.
Sumber: Tribunnews.com/Kompas.com
Artikel ini sebagian telah tayang di Kompas.com dengan judul “SMA Tarakanita I Jakarta Pastikan Penerimaan Siswa Putra Tahun 2025”