SKK Migas Rayu Investor Asing Bangun Ekosistem CCS/CCUS

 

Laporan koresponden Tribunnews Ismoyo

TRIBUNNEWS, JAKARTA – Panitia Khusus Pelayanan Niaga Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menghimbau perusahaan asing untuk berinvestasi di sektor migas yang bernilai tinggi, khususnya proyek penghematan karbon (CCS) dan pemanfaatan dan perlindungan karbon (CCUS). ) lingkungan.

SKK Migas dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan undangan International Petroleum Exhibition and Conference (ADIPEC) 2024 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Kepala Departemen Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro mengatakan salah satu kekhawatiran investor internasional adalah transisi menuju energi ramah lingkungan.

Selama ADIPEC, perwakilan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengatakan Indonesia terus mendorong perubahan energi bersih.

Ketika Menteri yang membidangi energi dan material membidangi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan CCUS, dan Keputusan Presiden Nomor 14 Oktober 2024 tentang Penyelenggaraan Program CCS, maka banyak undang-undang lain yang sedang dalam persiapan untuk memberikan persetujuan peraturan untuk membangun lingkungan CCS/CCUS di Indonesia.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga telah menyatakan niatnya untuk membuka peluang CCS lintas negara bagi investor internasional, sehingga menjadikan Indonesia sebagai konsentrasi CCS regional terbesar.

“Dalam model ini, banyak sumber emisi CO2 dari berbagai perusahaan yang menghubungkan infrastruktur umum untuk penangkapan, pengangkutan, dan penyimpanan CO2 secara terpusat,” jelas Hudi dalam keterangannya, dikutip Selasa (19/11/2024).

Hub bertindak sebagai pusat pengumpulan dan distribusi, seringkali dekat dengan fasilitas penyimpanan seperti tempat pembuangan sampah, sehingga memungkinkan pengelolaan karbon yang efektif dan efisien.

Memanfaatkan sumber daya bersama seperti saluran pipa dan penyimpanan secara signifikan mengurangi biaya implementasi CCS/CCUS per fasilitas.

Model ini mendukung kerja sama regional, bahkan antar negara, sehingga CO2 dapat diangkut ke lahan dan tempat penyimpanan yang paling sesuai.

Industri migas tersebut telah memiliki beberapa proyek CCS dan CCUS yang menyoroti komitmen Indonesia terhadap transisi energi ramah lingkungan.

Beberapa proyek tersebut antara lain proyek Tanguh CCUS Enhanced Gas Recovery bp Indonesia yang dirancang untuk memulihkan sekitar 15 juta ton karbon dioksida dengan target operasional pada tahun 2028.

Proyek lainnya, CCS Abadi milik Inpex, memiliki kapasitas menyimpan 70 juta ton karbon dioksida, yang ditargetkan dapat beroperasi pada tahun 2030. Selain itu, CCS Hub Cekungan Asri yang sedang dieksplorasi bersama Pertamina dan ExxonMobil juga memiliki kapasitas permukaan. hingga 3 gigaton.

Hudi menegaskan, industri migas Indonesia yang maju memiliki komitmen yang sejalan dengan industri migas global untuk beroperasi secara berkelanjutan, termasuk dengan mengurangi jejak karbon di seluruh operasi kami.

“Kesamaan tujuan ini, ditambah dengan daya tarik investasi migas Indonesia, menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk membuka peluang kerja sama baru dengan ADIPEC 2024, sebagai salah satu upaya kita mencapai ketahanan energi nasional secara berkelanjutan.” dia menyimpulkan. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *