TRIBUNNEWS.COM – Sir Jim Ratcliffe (SJR) bersama INEOS terus membenahi kubu Manchester United.
Sambil menunggu bursa transfer dibuka, SJR dan timnya juga menyinggung bagian-bagian yang kurang diperhatikan di Manchester United.
Mereka sedang mencari staf non-sepakbola di bawah Manchester United.
INEOS mengirimkan email kepada karyawannya.
Isinya, kelompok tersebut meminta kesediaan para pekerja untuk tetap mengabdi di Ultraford.
Menurut Sky Sports, pihak klub menunggu jawaban dan tanggapan dari para staf hingga 5 Juni 2024.
INEOS kemudian akan mengembangkan rencana baru untuk grup tersebut.
INEOS berencana mengurangi jumlah staf non-sepakbola di MU.
Dikutip dari Athletic, Manchester United saat ini memiliki 1.000 karyawan non-sepakbola.
Mereka berharap dengan kesuksesan tersebut, Manchester United bisa lebih bersaing di Liga Inggris dan Eropa.
Faktanya, persaingan didasarkan pada uang atau keuntungan.
Di sisi lain, MU mudah menarik uang di kafe-kafe klub.
Di sisi lain, biaya untuk membayar gaji karyawan juga tidak murah.
Oleh karena itu, penyederhanaan staf akan membuat kerja tim menjadi lebih baik.
Pada saat yang sama, INEOS mempunyai rencana yang tidak populer.
Mereka ingin membangun stadion baru untuk Manchester United menggantikan stadion lama di Old Trafford.
Debat di Wembley Utara masih menjadi agenda Sir Jim Ratcliffe.
Karena itu, ia berbicara dengan Wali Kota Manchester, Andy Burnham dan Ketua Partai Buruh, Keir Starmer, seperti dikutip dari Sportbible.
Pertemuan dengan dua tokoh penting tersebut diharapkan bisa memupus rencana SJR membangun stadion baru untuk MU.
Pergerakan agresif SJR masuk akal.
Apalagi, ia kini punya peran dan tanggung jawab penting di Manchester United.
Ia dipercaya oleh keluarga Glazer untuk mengurus segala urusan yang berkaitan dengan urusan olahraga di Manchester United.
Dengan kata lain, kesuksesan MU di lapangan hijau kini menjadi beban SJR dan INEOS.
SJR yakin langkah membangun stadion baru bisa menjadi awal yang baik bagi Setan Merah.
Hal ini bertepatan dengan restrukturisasi struktur organisasi Manchester United yang masih kacau sebelum era INEOS.
(Tribunnews.com/Guruh)