Laporan Tribunnews.com Ibriza Fasti Ifhami
BERITA TRIBUNE.
Sholat Idul Fitri 1445 H terjadi sehari lebih awal dari rencana pemerintah Indonesia.
Gurunya, khatib M. Anwar R. Pravir, mengingatkannya akan pentingnya melindungi masyarakat miskin.
Khotbah tersebut mengajak umat untuk memahami nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan Islam. Terutama dalam hal kesetaraan.
Anwar pertama kali menyebut dua orang penting dalam Islam yaitu Muhammad SAW dan Nabi Ibrahim AS.
Melalui kedua angka tersebut Allah SWT mengajarkan hukum haji dan layya.
Kemudian Anwar mengingatkan umat tentang janji haji yang diucapkan Nabi Muhammad SAW dalam khotbah terakhirnya sebelum wafat.
Khatib menjelaskan kondisi Arafah pada tanggal 9 Zul Hijjah.
Saat itu, jutaan umat Islam dari berbagai negara berkumpul di satu tempat dengan mengenakan pakaian yang sama, ujarnya.
Hal ini dapat diartikan sebagai kesetaraan di sisi Allah Ta’ala.
“Mereka memakai pakaian sebagai simbol kesetaraan di hadapan dunia,” kata Anwar selaku pendakwah.
Selain itu, Anwar membawakan risalah Nabi Muhammad SAW yang mengingatkan umat Islam akan kewajibannya terhadap orang lain.
Anwar mengatakan, nilai-nilai kemanusiaan universal harus dilestarikan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pidatonya, Anwar menekankan bahwa penganiayaan terhadap kelompok rentan terus berlanjut.
Ia mengatakan, salah satu contohnya adalah penyalahgunaan Palestina.
“Memaksa pekerja melakukan penganiayaan atau penganiayaan terhadap pekerja yang dilakukan oleh pengusaha,” kata Anwar.
Menurutnya, penindasan yang dilakukan saat ini sama saja dengan perbudakan jika dilihat dari sisi kemanusiaan.
Ia juga merujuk pada pesan Nabi Muhammad SAW bahwa pihak yang lemah harus diperlakukan dengan adil dan hormat.
Muhammad SAW mengatakan, Anwar sangat protektif dalam melindungi pihak yang lemah.
Beliau menyampaikan kepada kelompok lemah bahwa para penindas akan mengadu langsung kepada Nabi di hari kiamat.
“Karakternya sangat kuat, sangat protektif terhadap dirinya sendiri, dan sangat marah kepada pihak-pihak yang sengaja menindas orang-orang lemah atau lemah,” kata Anwar.
“Seperti saudara-saudara kita di Palestina dan belahan dunia lainnya, mereka bertanggung jawab terhadap otoritas yang berperan di dalamnya. Hadapi permasalahan Rasulullah di hari kiamat,” kata Malam Anwar.