Laporan jurnalis Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pendidikan Tinggi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Mendikti Sainstek), Satryo Soemantri Brodjonegoro, sedang mempersiapkan metode pembelajaran baru di perguruan tinggi.
Cara baru ini, kata Satryo, akan mendorong generasi mendatang untuk memiliki kemampuan berpikir kritis.
“Perlu metode pembelajaran baru, kita ubah metodologi pendidikan kita, kita tidak bisa lagi menghafal tapi kita harus memiliki pemikiran kritis pada anak-anak kita,” kata Satryo dalam sambutannya pada acara Pengalihan Tugas di Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jln. Senayan, Jakarta, Senin (21/10/2024).
Satryo Brodjonegoro mengatakan perubahan metode pembelajaran ini diperlukan untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi masa depan.
Satryo mengatakan kemampuan tersebut diperlukan untuk menghadapi dunia kerja.
Rencananya Satryo akan melaksanakan peningkatan kapasitas perguruan tinggi.
“Kami memberi mereka ruang untuk berkembang dan kami juga tahu bahwa setiap universitas memiliki keunikannya masing-masing, yang sangat penting bagi keberhasilan pendidikan tinggi,” ujarnya.
Satryo pun menyatakan akan meneruskan agenda pendahulunya, Nadiem Makarim. Dia menjelaskan bahwa dia tidak akan melakukan perubahan apa pun untuk saat ini.
“Saya akan lakukan apa yang ditetapkan Pak Nadiem Makarim dan kemudian tidak ada perubahan,” ujarnya.
Seperti diketahui, Presiden RI Prabowo Subianto melantik 48 menteri, lima kepala lembaga, dan 56 wakil menteri pada hari ini, Senin (21/10/2024).
Di Kabinet Merah Putih, Prabowo mengubah nomenklatur Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terbagi menjadi tiga denominasi, yaitu Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Kementerian Kebudayaan.