Shin Tae-yong Mengamuk, Teriak dan Bentak Wasit, Bingung Mau ke Mana Seusai Kartu Merah

Shin Tae-yong marah, berteriak dan menyerang wasit, bingung harus ke mana setelah kartu merah

TRIBUNNEWS.COM – Pelatih Timnas Indonesia U-23 Shin Tae-yong menunjukkan kemarahannya saat bertanding melawan Guinea di babak play-off kualifikasi Olimpiade Paris 2024, Kamis (4 September 2024).

Sejak babak pertama, Shin Tae-yong terlihat marah. Tak hanya permainan tim Garuda, Tae-yong SH kerap berteriak saat menilai wasit salah mengambil keputusan.

Shin Tae-yong juga kerap terlihat mendatangi asisten wasit di pinggir lapangan untuk memprotes keputusan wasit di lapangan.

Salah satu protes Shin Tae-yong berujung pada kartu kuning pertama di babak pertama ketika Rafael Struick dianggap melakukan pelanggaran terhadap pemain Guinea tersebut namun membuatnya berebut bola.

Pemain tangguh Shin Tae-yong akhirnya menerima kartu kuning pertamanya.

Sebelum pemanggilan ini, pemain Guinea terlihat menjatuhkan beberapa pemain Indonesia U-23 tanpa wasit meniup peluitnya.

Kemarahan Shin Tae-yong membesar di babak kedua dan meledak ketika Alfeandra Dewangga dinilai melakukan pelanggaran terhadap pemain Guinea di kotak penalti saat melakukan sapuan bersih.

Kemarahan Shin Tae-yong tak terbendung.

Saat wasit mendekatinya, Shin Tae-yong terdengar berteriak dan berteriak di hadapan kepala wasit Letexier Francois yang memegang lisensi FIFA sejak 2017. 

Menariknya, wasit menunda penalti tersebut karena menunggu Shin Tae-yong meninggalkan lapangan.

Soalnya Shin Tae-yong juga terlihat bingung harus pergi ke mana karena tidak ada koridor menuju ruang ganti di lingkungan stadion.

Penonton dan lapangan tampak hanya dibatasi pagar dan tembok.

Dalam kejadian tersebut, penonton mencari dukungan dari tribun penonton sambil terus meneriakkan nama Shin Tae-yong. Ekspresi kemarahan Shin Tae-yong usai mendapat kartu merah dari wasit pada laga playoff sepak bola putra Olimpiade Paris 2024 INF Clairefontaine, Paris, Prancis, Kamis malam (5 September 2024) WIB, Indonesia menyusul dari gol pertama penalti di Guinea pada menit ke-29. (tangkapan layar) Penalti Guinea kedua

Tendangan bebas terjadi setelah Alfreda Dewangga dianggap melakukan pelanggaran terhadap Algassime Bah milik Guinea.

Bah sendiri menjadi eksekutor tendangan penalti tersebut.

Namun upaya Bah berhasil diselamatkan Ernando Ari.

Situasi 0-1 hingga menit ke-82.

Jalannya pertandingan

Di babak pertama ini, pasukan Shin Tae-yong masih puas dengan formasi 3-4-3 mereka.

Di lini depan, Rafael Struick terus menjadi pilar Shin Tae-yong untuk menjebol gawang lawan yang didukung Witan dan Kelly.

Sementara itu, Guinea tampil dengan formasi ideal 4-3-3.

Pada menit kedua, Guinea langsung menebar ancaman melalui Aguibou Camara.

Sayangnya tendangan jarak jauh Aguibou Camara masih melebar dari timnas Indonesia.

Muhammad Ferrari mendapat kartu kuning pertama di laga ini karena pelanggaran keras terhadap pemain Guiea (7′).

Sepuluh menit berjalan timnas Indonesia masih belum menciptakan peluang.

Grup Garuda terkesan pasif, hanya menunggu serangan balik sambil membangun serangan.

Pada menit ke-12 justru Ferrari yang brilian yang memotong peluang Guinea.

Lima menit berselang giliran Timnas Indonesia yang mengancam. Sayangnya tembakan Arhan masih terlalu lamban bisa ditepis kiper Guinea, Soumaila Sylla.

Pada menit ke-20, Witan bertabrakan dengan pemain Guinea.

Akibatnya, kepala Witan harus dibalut akibat benturan tersebut.

Namun wasit tidak melihat kejadian tersebut sebagai pelanggaran.

Pada menit ke-29, Timnas Indonesia harus kalah 1-0 dari Guinea melalui penalti karena Witan melakukan pelanggaran terhadap pemain lawan.

Ilaix Moriba, pembuat penalti, dengan tenang mengalahkan Ernando Ari.

Usai unggul 1-0, Timnas Indonesia coba unjuk rasa menekan pertahanan Guinea.

Namun tim asuhan Garuda masih tertahan dalam membongkar pertahanan lawan.

Tak ada lagi gol yang tercipta dan situasi tetap 1-0 Guinea hingga pertengahan pertandingan.

Di babak kedua, Guinea mendapat tendangan penalti kedua pada menit ke-72.

Alfeandra Dewangang dinilai melakukan pelanggaran di kotak penalti.

Beruntung Ernando Ari menyelamatkan tendangan penalti tersebut.

Namun hingga peluit akhir pertandingan dibunyikan, situasi tetap 0-1 untuk Guinea.

Dengan demikian, harapan Timnas U-23 Indonesia untuk mencapai Olimpiade Paris 2024 pupus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *