TRIBUNNEWS.COM – Pejabat senior Israel memperkirakan Hizbullah masih berniat membalas dendam kepada Israel atas pembunuhan Presiden Fuad Shukr di Beirut, Lebanon pada 30 Juli.
“Hizbullah Lebanon belum menyerah dalam menanggapi pembunuhan Fuad Shukr. Mereka memutuskan untuk segera melakukannya,” kata seorang pejabat yang tidak mau disebutkan namanya kepada Israel Broadcasting Company (KAN), Sabtu (24/8/2024).
Dia menekankan bahwa respons Hizbullah dapat terjadi kapan saja dalam waktu dekat, meskipun pembicaraan Israel-Hamas sedang berlangsung di Kairo, Mesir.
Pejabat ini mengatakan, sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), berupaya mencegah meluasnya perang di kawasan.
Dia berkata, “Amerika Serikat telah meningkatkan kewaspadaan di kawasan, berdasarkan indikasi yang dipantau oleh negara-negara lain. Hizbullah berjanji akan merespons pembunuhan Mr. Shukr, terutama secara terpisah dari Iran.
Selain Hizbullah, Iran juga mengancam akan menyerang Israel sebagai respons atas pembunuhan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Teheran pada 31 Juli. Serangan Hizbullah meningkat
Hizbullah telah mengeluarkan pernyataan yang mengakui bahwa mereka telah meningkatkan serangannya terhadap perbatasan utara Israel, yang merupakan wilayah pendudukan Palestina.
Setidaknya, Hizbullah telah melakukan 10 kali serangan terhadap fasilitas militer Israel.
“Para pejuang menargetkan pangkalan militer Zibdin dan Ramtha dengan senjata, dua pangkalan militer Israel di pangkalan Bayad Bilda dan pangkalan militer Hanita dengan senjata,” kata Hizbullah dalam pernyataannya, Sabtu (24/8/2024).
Sebelumnya, Hizbullah mengatakan para pejuangnya telah melakukan enam serangan lagi terhadap sasaran militer Israel.
Hizbullah menargetkan pangkalan militer Hadab Yaron dengan senjata, markas besar Angkatan Darat Barat di wilayah Yaravi, pangkalan militer Harmon dan pangkalan Miskvam.
“Semua serangan telah mencapai sasarannya,” kata Hizbullah, seperti dilansir Anadolu Agency.
Hizbullah menegaskan bahwa serangan itu untuk mendukung perlawanan warga Palestina dan warga Palestina di Jalur Gaza serta menanggapi serangan Israel terhadap desa-desa dan rumah-rumah di Lebanon selatan. Jumlah orang yang meninggal di Gaza
Saat ini Israel terus menyerang Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina bertambah menjadi 40.334 orang, dan 93.356 orang luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Minggu (25/8/2024). Dan 1.147 orang tewas di Israel, menurut Al Jazeera.
Sebelumnya, Israel mulai membom Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, memulai operasi membanjiri Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan sekitar 120 sandera masih hidup atau mati dan masih ditahan Hamas di Gaza, setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina dan Israel