Setelah Bertahun-tahun Dibahas, Indonesia dan GCC Akhirnya Luncurkan Perundingan Perjanjian Dagang

Wartawan Tribunnews.com Indrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Indonesia dan Dewan Kerjasama Teluk (GCC/GCC) secara resmi telah memulai perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-GCC (I-GCC FTA).

GCC adalah aliansi kerjasama ekonomi dan politik yang terdiri dari enam negara: Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Oman dan Qatar.

Dimulainya perundingan ditandai dengan penandatanganan pernyataan bersama peluncuran Perjanjian Perdagangan Bebas I-GCC.

Upacara penandatanganan dipimpin oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hassan dan Sekretaris Jenderal GCC Jassim Mohammed Al Boudaiwi.

Menurut Zulkifli, kesepakatan tersebut telah dirundingkan selama bertahun-tahun.

“Untuk itu saya mengajak kedua belah pihak untuk meningkatkan hubungan dagang melalui perjanjian dagang ini,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Kamis (8 Januari 2024).

Ia optimis pembicaraan akan selesai dalam waktu 24 bulan sesuai kesepakatan kedua pihak.

Indonesia dan GCC memiliki populasi besar yang serupa dan hal ini dipandang sebagai peluang untuk meningkatkan perdagangan kedua belah pihak.

“Kami telah memulai beberapa hal baik dengan perjanjian perdagangan bebas,” kata Juhasz.

Perundingan FTA I-GCC tahap pertama akan dimulai pada September 2024 dan dilanjutkan dengan tahap kedua pada November 2024.

Pembicaraan dua tahap ini akan mencakup berbagai topik termasuk perdagangan barang, perdagangan jasa, aturan asal barang, sanitasi dan fitosanitasi, prosedur bea cukai dan fasilitasi perdagangan.

Berbagai isu yang akan dibahas meliputi perdagangan, investasi, usaha kecil dan menengah (UKM), perdagangan digital, hak kekayaan intelektual, kerja sama keuangan, ekonomi Islam, dan hambatan teknologi terhadap halal dan penyelesaian sengketa.

Perjanjian Perdagangan Bebas I-GCC merupakan perjanjian perdagangan ketiga Indonesia dengan mitra dagangnya di Timur Tengah.

Sebelumnya, Indonesia menandatangani Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dengan Uni Emirat Arab dan Perjanjian Perdagangan Preferensial (PTA) dengan Iran.

Indonesia dan GCC juga mencapai kesepakatan mengenai Kerangka Acuan (Term of reference/TOR) Perjanjian Perdagangan Bebas I-GCC yang ditandatangani oleh ketua kelompok perunding kedua belah pihak. Kerangka acuan ini akan menjadi panduan untuk melakukan negosiasi.

Diketahui bahwa antara bulan Januari dan Mei 2024, total volume perdagangan antara Indonesia dan GCC akan mencapai US$6,2 miliar.

Diantaranya, ekspor Indonesia ke GCC sebesar US$2,7 miliar, sedangkan impor Indonesia dari GCC mencapai US$3,5 miliar.

Pada tahun 2023, total perdagangan antara Indonesia dan GCC akan mencapai US$15,7 miliar. Ekspor Indonesia sebesar US$6,1 miliar.

Ekspor utama Indonesia meliputi mobil dan kendaraan bermotor, minyak sawit, perhiasan, kapal ringan, kertas dan karton tidak dilapisi.

Sedangkan impor Indonesia mencapai 9,6 miliar dolar AS. Impor non-migas terbesar mencakup produk setengah jadi baja non-paduan, alkohol asiklik, belerang, polimer etilen, dan aluminium mentah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *