Setelah membakar 50 pengungsi, Israel kembali mengebom Rafah, 20 pengungsi tewas dalam penembakan tersebut.
TRIBUNNEWS.COM- Pasca serangan bom yang membakar 50 pengungsi Palestina, Israel tak berhenti menyerang para pengungsi.
Hari ini, Selasa (28/5/2024), Israel membombardir Rafah di selatan, menewaskan sedikitnya 20 pengungsi.
Serangan Israel baru-baru ini terhadap kamp-kamp pengungsi telah menewaskan puluhan warga Gaza.
Dalam serangan tersebut, daerah tempat warga Palestina melarikan diri akibat pemboman terus-menerus terhadap kota Rafah di selatan negara itu menjadi sasaran.
Pada sore hari tanggal 28 bulan ini, tentara Israel kembali melakukan pembantaian di dekat kota Rafah di Gaza selatan, dan dalam serangan ketiga dalam dua hari, lebih dari 20 warga Palestina menjadi martir.
Menurut juru bicara Pertahanan Sipil di Gaza, 4 roket menargetkan kamp pengungsi Palestina di wilayah pesisir Al-Mawasi, selatan Ziwal dan barat Rafah.
Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan sedikitnya 20 orang tewas dalam serangan narkoba tersebut.
Warga Palestina melarikan diri ke Al-Mawasi untuk menghindari penembakan tanpa pandang bulu di Rafah.
Dalam gambar yang dibagikan di internet, terlihat sesosok mayat tergeletak di tanah sementara masyarakat sekitar berteriak dan berdoa.
Beberapa jam lalu, artileri dan tank Israel menargetkan tenda-tenda di kawasan Tel-Sultan, barat laut Rafah, kawasan tempat Israel melakukan pembantaian pada Minggu.
“Tujuh orang tewas, dan lainnya terluka, akibat penembakan di kamp pengungsi… di daerah Tel-Sultan, barat laut kota Rafah,” kata laporan itu pada Selasa.
Serangan mematikan di Tel El Sultan terjadi ketika pasukan Israel melanjutkan operasi mereka di Rafah, yang dimulai pada 7 Mei dan memaksa satu juta warga Palestina mengungsi.
Setidaknya 40 warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di sebuah kamp tenda di barat laut Rafah pada 26 Mei.
Serangan Israel pada Minggu malam menggunakan lebih dari 6 roket, dan beberapa wanita dan anak-anak tewas, karena tubuh mereka dimutilasi dan dibakar.
Daerah yang menjadi sasaran ditetapkan oleh Israel sebagai zona aman dan merupakan rumah bagi ribuan pengungsi Palestina.
Pembunuhan tersebut terjadi dua hari setelah Mahkamah Internasional (ICJ) memerintahkan Israel untuk mengakhiri serangan militernya terhadap Rafah sebagai bagian dari kasus genosida yang diajukan oleh Afrika Selatan.
Di Amerika Serikat, Perancis, Turki dan negara-negara lain, masyarakat turun ke jalan pada tanggal 27 Mei menentang kekerasan yang dilakukan Israel.
(Sumber: Buaian)