TRIBUNNEWS.COM – Pemimpin Hamas di pengasingan, Khaled Meshaal, mendesak kebangkitan Hamas setelah setahun berperang dengan Israel.
Meskipun Mashal mengakui kerugian besar dalam dua puluh satu tahun, dia mengatakan Hamas akan bangkit seperti burung phoenix.
“Kami kehilangan syahid (korban) secara bertahap dan kami kehilangan sebagian kekuatan militer kami, tapi kemudian semangat Palestina bangkit kembali, seperti burung phoenix, syukurlah,” kata seorang pemimpin Hamas di bawah Jenderal Yahya Sinwar. , diambil dari The New Arab.
Mashal berjanji Hamas akan terus merekrut pejuang dan memproduksi senjata.
Meshal berkata: “Kami kehilangan sebagian senjata dan amunisi kami, namun Hamas masih merekrut generasi muda dan terus memproduksi sebagian besar senjata dan amunisi.”
Menurut Mashal, jika pemerintahan Israel yang dipimpin Benjamin Netanyahu terus berlanjut, maka tidak akan ada perubahan dalam perang ini.
Ia meyakini selama Netanyahu masih berkuasa, tidak ada harapan perdamaian di Gaza.
Meshal berkata, “Selama pendudukan (Israel) terus berlanjut, wilayah ini akan tetap menjadi bom jangka panjang.”
Mashal sendiri berhasil diselamatkan dari upaya pembunuhan di Israel pada tahun 1997.
Saat itulah Israel menyuntikkan racun tersebut.
Antara tahun 1996-2017 ia menjadi pemimpin umum Hamas.
Namun hingga saat ini kehadirannya memberikan dampak yang besar bagi Hamas.
Menurut Direktur Program Timur Tengah dan Afrika Utara International Crisis Group, Joost R. Hiltermann, pernyataan Meshal soal mundurnya Gamas merupakan tanda bahwa kelompok tersebut akan tetap membayar uangnya.
Ia juga mengatakan tidak terjadi apa-apa, perilaku Hamas tidak membaik.
Dia pikir mereka akan bangkit untuk melindungi rakyat Gaza.
Joost R. Hiltermann berkata: “Secara umum, saya katakan (Hamas) masih hidup dan berjuang dan akan kembali ke Gaza suatu saat nanti.”
Selain itu, hingga saat ini Israel belum menunjukkan rencana apa pun setelah berakhirnya perang Gaza.
Hal ini akan memungkinkan Hamas untuk memperkuat aliansinya dengan Israel. 42.000 penduduk Gaza terbunuh dalam serangan Israel sepanjang tahun ini
Israel melanjutkan serangannya ke Gaza mulai 7 Oktober 2023.
Sejauh ini, jumlah orang yang tewas dalam serangan Israel mencapai 42.000 orang.
Jumlah ini ada lebih dari 17 ribu anak.
Menurut Axios, serangan tahunan Israel ke Gaza telah menghancurkan 60 persen wilayah tersebut.
Sementara itu, diperkirakan 227.591 unit tempat tinggal telah rusak atau hancur, menurut dua survei terbaru yang dilakukan Badan Satelit PBB.
Ini juga mencakup 68 persen jaringan jalan di Jalur Gaza.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel lain terkait Khaled Meshaal, Hamas dan konflik Israel-Palestina