Sering Dianggap Sama, Kenali Gejala dan Penanganan Tepat Gerd dan Tukak Lambung

Reporter Tribune.com, Reena Ayu melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anda mungkin mengira GERD (gastroesophageal reflux disease) dan sakit maag adalah penyakit yang sama.

Namun, tidak ada dua penyakit yang sama 

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi-Hepatologi RS Silom Kebon Jeruk Dr. Dr. Hassan Maul Lahela, Sp.PD, Subsp.G.E.H. 

Kondisi ini terjadi karena katup lambung rusak sehingga asam lambung bisa keluar dan membahayakan bagian tubuh lain, seperti mengiritasi kerongkongan. 

Sedangkan tukak lambung adalah suatu kondisi terbentuknya tukak di permukaan lambung atau duodenum. 

Penyakit tersebut disebabkan oleh terkikisnya selaput yang berfungsi melapisi dinding perut yang terdapat luka terbuka dan biasanya disebabkan oleh infeksi, jelas dr Hassan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (11/6). / 2024) Berbagai Gejala Gerd dan Sakit Maag

Gejala umum akibat GERD, selain sakit maag, terjadi ketika seseorang sering bersendawa, merasakan ada yang mengganjal di tenggorokan, atau kesulitan menelan dan tidur terganggu akibat gejala tersebut. 

Gerd biasanya terjadi setelah makan atau tidur dan dapat memburuk dengan pencetus seperti makan makanan pedas, makan makanan berlemak, minum alkohol, atau merokok.

Sedangkan tukak lambung biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri atau penggunaan obat-obatan seperti ibuprofen atau aspirin dalam jangka panjang. 

Gejala umum tukak lambung antara lain nyeri perut bagian atas yang mungkin terasa seperti perut kembung atau terbakar, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan pendarahan lambung yang menyebabkan tinja berwarna hitam atau darah saat seseorang muntah.

Meskipun ada beberapa gejala umum yang mirip antara GERD dan sakit maag, ada banyak perbedaan yang perlu diperhatikan.  Baca juga: Kasus Infeksi Gondongan Meningkat, Ketahui Gejala dan Diagnosisnya.  

Perbedaan utamanya terletak pada lokasi keluhan dan penyebabnya. Meskipun GERD biasanya menyebabkan nyeri dada dan isi lambung naik ke kerongkongan, tukak lambung biasanya menyebabkan nyeri perut bagian atas karena cedera pada lambung atau duodenum. Penatalaksanaan pasien asam urat dan tukak lambung

Tindakan pengobatan GERD dan sakit maag bisa berbeda-beda tergantung penyebab dan tingkat keparahan kondisi pasien. 

Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menurunkan atau mengurangi GERD dan sakit maag:

1. Sesuaikan kebiasaan makan: Makanlah dengan porsi kecil dan sering, hindari makanan pedas, berlemak atau asam, dan hindari makan minimal 3 jam sebelum tidur. Hindari pemicunya: kurangi konsumsi alkohol, kafein, dan tembakau. Obat-obatan: Meski GERD bisa hilang sementara dengan menggunakan obat pereda nyeri, namun Anda tetap perlu memperhatikan pola minumnya agar tetap sesuai anjuran dan petunjuk dokter.

Untuk GERD, penderita biasanya dapat mengendalikan gejalanya melalui perubahan gaya hidup dan pengobatan. 

Namun pada beberapa kasus, GERD memerlukan pengobatan jangka panjang yang dilanjutkan dengan pengobatan tukak lambung yang diresepkan dokter, terutama yang disebabkan oleh infeksi Helicobacter pylori. 

“Hasil pengobatan bisa berbeda-beda tergantung berbagai faktor, termasuk kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan penyebab yang mendasari sakit maag,” ujarnya. Tes Asam Urat dan Sakit Maag Apakah Anda mempunyai masalah lambung? Ada obat alternatif pengganti ranitidine yang jauh lebih aman (Shutterstock)

Beberapa tes dapat dilakukan untuk mengevaluasi GERD dan sakit maag:

1. Endoskopi: Tes ini menggunakan tabung fleksibel yang dilengkapi kamera untuk melihat lapisan dalam esofagus, lambung, atau duodenum. Endoskopi memungkinkan dokter untuk segera melihat adanya peradangan, lesi, atau bisul.

2. Biopsi: Selama endoskopi, dokter mungkin juga mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk analisis laboratorium guna mendeteksi bakteri atau perubahan sel.

3. Tes asam 24 jam: Tes ini bertujuan untuk mengukur jumlah asam lambung yang masuk ke kerongkongan dalam jangka waktu 24 jam. Selama tes ini, sebuah alat kecil akan dipasang ke kerongkongan pasien dan alat tersebut secara otomatis akan mencatat kadar asam lambung.

4. Manometri esofagus: Tes ini bertujuan untuk mengukur kontraksi otot esofagus dan fungsi esofagus. Manometri esofagus dilakukan dengan memasukkan tabung tipis yang dilengkapi sensor ke dalam esofagus untuk mencatat aktivitas otot saat pasien menelan.

5. Tes Nafas Urea: Tes ini sering digunakan untuk mendeteksi keberadaan bakteri Helicobacter pylori. Pasien akan menghirup urea yang mengandung isotop tersebut dan jika bakteri Helicobacter pylori terdeteksi di dalam lambung, bakteri tersebut akan mengubah urea menjadi karbon dioksida yang dihembuskan.

Selain pemeriksaan tersebut, dokter juga akan meninjau riwayat kesehatan pasien, melakukan wawancara mengenai gejala, dan memeriksa kondisi umum pasien.

Hal ini dapat membantu menentukan diagnosis yang tepat dan pengobatan yang tepat, apakah pasien menderita GERD atau sakit maag, kata dr Hasan.

Jika Anda mengalami sakit perut, GERD, atau masalah perut lainnya, segera dapatkan bantuan medis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *