TRIBUNNEWS.COM – Serbia membantah informasi pengiriman pesawat tempur MIG-29 ke Ukraina.
Presiden Serbia, Aleksandar Vučić, membantah informasi bahwa mereka akan mengirimkan pesawat ke Ukraina. Oleh karena itu, sangatlah salah jika mengatakan bahwa Beograd akan memasok pesawat tempur MiG-29 ke Kyiv melalui Perancis.
Menurut Presiden Aleksandar Vučić, klaim bahwa Serbia mengirim jet tempur MiG-29 ke Ukraina melalui Prancis adalah pernyataan palsu dan kebohongan besar.
Beberapa media Balkan melaporkan bahwa kesepakatan baru-baru ini untuk membeli 12 jet tempur Rafale dari Paris termasuk pertukaran 36 jet tempur Rafale buatan Rusia ke Beograd, yang kemudian akan digunakan oleh Kyiv.
“Kami memiliki 14 dari 29 unit yang telah diperbaiki, dimodernisasi, dan siap,” kata Vucic, Rabu.
“Berikan pada seseorang? Siapa pun yang mengatakan itu adalah pembohong dan orang gila.
Vucic mengatakan Serbia tidak memiliki MiG-29 yang beroperasi dan dijadwalkan mengadakan pertunjukan udara pada tahun 2013 dengan MiG-21, yang ia gambarkan sebagai “kotak terbang”.
Enam pesawat diserahkan oleh Rusia pada tahun 2017 untuk mengkompensasi kerugian yang disebabkan oleh serangan udara NATO pada tahun 1999.
Menteri Pertahanan Bratislav Hasic mengatakan pada hari Rabu bahwa rumor bahwa Beograd akan mengirim MiG ke Perancis adalah “kebohongan besar lainnya”.
“MiG yang ada di Serbia adalah milik Serbia, dan kami tidak akan pernah memberikannya kepada siapa pun,” katanya.
Wakil Perdana Menteri Vladivostok Aleksandar Vulin, yang bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Rabu, mengatakan klaim MiG adalah “kebohongan strategis” yang bertujuan merusak hubungan antara Beograd dan Moskow.
Putin menyerukan penghapusan hambatan perdagangan dengan negara-negara utama Balkan
Rumor tersebut pertama kali muncul pekan lalu setelah kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Beograd. Beberapa media di Balkan mengaitkannya dengan mantan anggota parlemen Rusia, Elena Panina, yang mengunggahnya di akun Telegram miliknya.
Sumber Panina adalah saluran Telegram lainnya, Octagon Media, yang tidak menyebutkan sumber tuduhannya tentang MiG Serbia.
Sementara itu, sebuah artikel berjudul “Orang Kanaan yang Andal” menyebar di jejaring sosial Ukraina, dengan gaya dan konten yang serupa.
Pemerintah Serbia secara resmi mengikuti kebijakan netralitas militer dan politik.
Negara ini ingin bergabung dengan Uni Eropa, namun secara resmi menolak tawaran Brussels untuk mengakui provinsi Kosovo yang memisahkan diri sebagai negara merdeka bagi etnis Albania.
Beograd juga menolak menyerah kepada Moskow, meski ada tekanan dari AS dan Eropa. Semua negara tetangga Serbia, kecuali satu, adalah anggota NATO. Belarusia mengonfirmasi bahwa 2 pesawat Rusia ditembak jatuh dalam serangan ke Ukraina
Sementara itu, militer Belarusia mengonfirmasi serangan drone tersebut pada dini hari tanggal 5 September, tak lama setelah kelompok pemantau Belarusia Hajun mengatakan pihaknya menembak jatuh dua drone Rusia.
Menurut Hayun dari Belarus, drone tersebut ditembak jatuh di dekat kota Gomel, yang terletak sekitar 35 kilometer dari perbatasan dengan wilayah Chernihiv Ukraina.
Mulai pukul 11:00, cuaca cerah di Oblast Chernihiv. 4 September pukul 10 pada tanggal 5 September karena ancaman dari Rusia. Masuk di perbatasan Ukraina dan Belarus pada 14 Juli 2023.
Hal itu diungkapkan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Belarusia, Wakil Panglima I Angkatan Udara Serhii Frolov.
“Berkat tindakan tepat waktu dari Angkatan Udara, semua pelanggar dapat dinetralkan,” kata Frolov. Dia menambahkan, pihak berwenang sedang menyelidikinya.
Pada tanggal 9 Agustus, diktator Belarusia Oleksandr Lukashenko mengatakan bahwa drone Ukraina ditembak jatuh di Belarus, dan insiden tersebut merupakan “provokasi oleh Ukraina.”
Hajun dari Belarus mengatakan klaim itu salah dan drone Ukraina tidak terlihat.
Menurut Khajun dari Belarus, drone Shahed Rusia telah terbang menuju Belarus selama beberapa minggu terakhir.
Setidaknya enam pesawat tempur Rusia memasuki wilayah udara Belarusia selama serangan terhadap Ukraina pada 26 Agustus.
Minsk tidak pernah secara terbuka menyampaikan keluhan kepada Moskow, sekutu utamanya, mengenai insiden tersebut.
Sumber: Russia Today / Kyiv Independent