Serangan Gabungan IDF-Shin Bet Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas, Bom Al-Qassam Kerem Shalom dengan Mortir
TRIBUNNEWS.COM – Tentara pendudukan Israel (IDF) pada Rabu (8/5/2024) mengklaim bahwa seorang komandan angkatan laut Hamas tewas di Jalur Gaza dalam operasi gabungan dengan badan keamanan Israel Shin Bet.
Avichai Adraei, juru bicara tentara pendudukan Israel, adalah wajah komandan armada Hamas, Muhammad Ahmed Ali.
Khabarni menulis pada Kamis (9/5/2024): Dalam operasi gabungan tentara Israel dan Shin Bet, sebuah pesawat angkatan udara Israel mampu menghancurkan Ahmad Ali, komandan armada Hamas di Kota Gaza.
Militer Israel menyebut Ahmad Ali bertanggung jawab atas banyak serangan terhadap permukiman Israel.
Hamas belum mengomentari berita ini.
Sebuah laporan berita berbunyi: “Menurut sumber dalam gerakan tersebut, Ali pernah menjadi anggota Brigade Ezzeddin Qassam, sayap militer Hamas.
Israel telah mengobarkan perang melawan warga Palestina di Gaza yang telah membunuh atau melukai lebih dari 113.000 orang, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan wanita. Seorang pejuang dari Batalyon Al-Qassam memegang rudal tank selama parade. Sayap militer Hamas membombardir pangkalan militer Israel di Kerem Shalom dengan mortir berkaliber berat, sementara tentara Israel memasuki Rafah dari timur. (Khabrani/Hu) Brigade Al-Qassam membombardir pasukan tentara Israel dengan mortir
Serangan udara tentara Israel ini dibalas oleh milisi perlawanan Palestina yang melancarkan operasi darat dan penyergapan.
Batalyon Al-Qassam mengumumkan pada hari Kamis bahwa mereka menargetkan dengan mortir pasukan pendudukan yang memasuki timur kota Rafah di tengah bentrokan yang telah berlangsung sejak Selasa lalu.
Selain pasukan tentara Israel, milisi perlawanan Palestina juga menargetkan pemukiman Yahudi Israel di sekitar Jalur Gaza.
Zionis Channel 13 melaporkan pada hari Rabu bahwa 8 roket ditembakkan dari Jalur Gaza menuju Shlomit di area Dewan Regional Eshkol di Jalur Gaza. Orang-orang menari ketika pengunjuk rasa sayap kanan Israel berkumpul di sisi Israel di perbatasan Karim Shalom untuk menghentikan truk bantuan kemanusiaan memasuki Jalur Gaza pada 6 Februari 2024. (MENAHEM KAHANA/AFP) Simpang Kerem Shalom masih ditutup.
Tentara Israel juga mengatakan gelombang serangan juga menargetkan penyeberangan Kerem Shalom, yang menurut mereka telah dibuka kembali.
Tentara Israel mengatakan: “Dalam serangan ini, roket yang diluncurkan dari Rafah digunakan.
Dalam pernyataan tentara rezim Zionis disebutkan: Delapan peluncuran terpantau dari kawasan Rafah hingga kawasan Karam Shalom.
Pernyataan tersebut berbunyi: “Akibat penembakan ini, seorang tentara Israel terluka.
Tentara Israel mengatakan mereka membuka kembali penyeberangan Kerem Shalom pada Rabu pagi setelah ditutup selama tiga hari menyusul serangan roket Hamas pada hari Minggu yang menewaskan empat tentara. Pejuang dari Batalyon Al-Qassam, sayap militer Gerakan Pembebasan Palestina, Hamas, menargetkan sasaran Israel dengan roket Yasin 105. (berita)
Penyeberangan ini menjadi sasaran rudal lain pada hari Senin.
Tentara Mesir mengumumkan bahwa truk dari Mesir yang membawa bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, air, peralatan penampungan, obat-obatan dan peralatan medis yang disumbangkan oleh masyarakat internasional, telah tiba di persimpangan ini.
Sebaliknya, Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan penyeberangan tetap ditutup.
Hal ini terjadi di tengah dimulainya operasi militer Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan dan di tengah kekhawatiran internasional atas memburuknya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.
Dengan kemungkinan meningkatnya kelaparan akibat pengepungan yang melumpuhkan wilayah tersebut, diperkirakan 10.000 warga Palestina hilang dan diperkirakan tewas di bawah reruntuhan rumah dan infrastruktur sipil lainnya.
Rezim Zionis terus melakukan perlawanan meski Dewan Keamanan PBB sudah mengeluarkan resolusi untuk segera menghentikan perang.
Apalagi, Israel disinyalir mengabaikan putusan Mahkamah Internasional yang menyerukan tindakan untuk mencegah tindakan “genosida” dan memperbaiki situasi kemanusiaan di Gaza.
(oln/khbrn/memo/*)