IDF Israel mengaku telah membunuh seorang komandan Hizbullah dalam serangan di pinggiran selatan Beirut pada Selasa (30/07).
IDF mengatakan di media sosial bahwa serangan itu “membunuh Fouad Shukur, komandan militer paling senior organisasi teroris Hizbullah dan kepala struktur strategis organisasi tersebut.”
Berbagai kantor berita melaporkan serangan di kota selatan Beirut, namun laporan awal bertentangan mengenai nasib Fouad Shukur. Kantor berita Reuters dan AFP awalnya mengutip sumber keamanan yang mengatakan dia selamat, namun laporan terbaru di Lebanon dan Uni Emirat Arab mengatakan dia terbunuh dalam serangan itu.
Shukur, diyakini berusia 60an tahun, telah menjadi salah satu tokoh militer paling senior Hizbullah selama beberapa dekade.
Sebagai bagian dari generasi Syiah Lebanon yang mendirikan Hizbullah setelah invasi Israel tahun 1982, ia dianggap dekat dengan mantan komandan Hizbullah Imad Mughniyeh, yang dibunuh pada tahun 2008.
Situs web Penghargaan untuk Keadilan Departemen Luar Negeri AS menawarkan hadiah $5 juta bagi informasi yang mengarah pada penangkapan Shukur.
Di antara tuduhan lainnya, Shukur “membunuh 241 prajurit AS dan melukai 128 lainnya dalam pemboman barak Korps Marinir AS di Beirut pada tanggal 23 Oktober 1983,” katanya.
Datang dan berlangganan buletin mingguan Wednesday Bite secara gratis. Perbarui ilmumu di tengah minggu, biar topik pembicaraan jadi lebih menarik! Perdana Menteri Lebanon menyebut serangan di Beirut sebagai ‘tindakan kriminal’
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati “mengutuk pendudukan Israel di pinggiran selatan Beirut” dalam pernyataan resmi yang dikeluarkan Kantor Perdana Menteri Lebanon pada Selasa (30/07) malam waktu setempat.
Serangan itu disebut sebagai “tindakan kriminal” dan bagian dari “serangkaian operasi agresif yang membunuh warga sipil yang jelas-jelas melanggar hukum internasional.”
Setidaknya satu wanita tewas dan 68 lainnya terluka dalam ledakan tersebut, menurut perkiraan awal dari Kementerian Kesehatan Lebanon. AS melakukan serangan ‘defensif’ di Irak
Seorang pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan pasukan AS melancarkan serangan di selatan ibu kota Irak, Bagdad, untuk membela diri.
“Malam ini, pasukan AS di Irak melakukan serangan udara defensif di Musayyib, provinsi Babil, menargetkan militan yang mencoba meluncurkan sistem udara tak berawak,” kata pejabat tersebut.
Pejabat lain mengatakan serangan itu “menegaskan komitmen Amerika Serikat terhadap keselamatan dan keamanan personel kami.”
Sekitar 2.500 tentara AS ditempatkan di Irak.
Pernyataan itu muncul setelah dilaporkan adanya ledakan di pangkalan Pasukan Mobilisasi Populer, pasukan paramiliter yang didukung pemerintah Irak dan mencakup kelompok bersenjata yang bersekutu dengan Iran.
Tidak jelas apakah serangan tersebut sama dengan ledakan yang dilaporkan, yang menurut para pejabat Irak menewaskan empat orang.
Rs/ha/hp (Reuters, AFP, AP)