TRIBUNNEWS.COM – Lima ulama Nahdlatul Ulama (NU) terlihat berfoto bersama Presiden Israel Isaac Herzog.
Kelima ulama NU itu terlihat berpose dan tersenyum, sedangkan Isaac Herzog tersenyum saat duduk di hadapan mereka.
Foto tersebut memicu kontroversi.
Diketahui, pertemuan lima ulama NU dengan Isaac Herzog dinilai melanggar HAM.
Pasalnya, di saat yang sama, Israel terus melakukan kekerasan bahkan genosida terhadap warga Palestina di Gaza yang menyebabkan banyak korban jiwa, termasuk warga lanjut usia, perempuan, dan anak-anak.
Bahkan saat ini, Israel masih melanjutkan perang brutalnya di Gaza.
Mengutip Anadolu Agency, 141 warga Palestina baru-baru ini tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza, sehingga menambah jumlah korban tewas menjadi 38.584 orang, menurut Kementerian Kesehatan Palestina, Minggu (14/7/2024).
Kementerian Kesehatan juga menyebutkan 88.881 orang lainnya terluka dalam serangan Israel tersebut.
“Tentara Israel membunuh 141 orang dan melukai 400 lainnya dalam ‘pembantaian’ tiga keluarga dalam 24 jam terakhir,” kata pernyataan itu.
“Banyak orang masih terjebak di reruntuhan dan jalan karena tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” katanya.
Sementara itu, lebih dari sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar Gaza telah hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan. Kritik pun melimpah di Instagram NU
Setelah kebahagiaan 5 nahdliyin bertemu Presiden Israel, kini akun Instagram @nahdlatululama menuai kritik dari netizen.
Sejumlah netizen menyayangkan sikap NU yang mendukung gerakan Zionis Israel.
“Oh, kamu mendukung Zionis?” tulis salah satu netizen.
“Pendiri NU itu miskin, sedangkan penggantinya tidak punya simpati terhadap perjuangan rakyat Palestina,” tulis yang lain.
“Bagaimana cara menghadapi penyerang, apakah semua orang senang?” Ketua PBNU Rerets
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Savic Ali menilai pertemuan Nahdliyin dengan Presiden Israel Isaac Herzog di tengah penolakan Israel terhadap Palestina sebagai tindakan yang tidak dapat diterima.
Savic Ali menegaskan, kedatangan kelima anggota NU tersebut bukan atas nama tim.
PBNU juga tidak mengetahui pendukung partainya berangkat ke Israel. “Mungkin kunjungan itu untuk kepentingan pribadi. Kita tidak tahu apa tujuannya dan siapa yang mendukungnya. Ini tindakan yang sangat disayangkan,” ujarnya, Minggu (14/7/2024).
Savic Ali sangat menyayangkan hal tersebut.
Kunjungan ini seolah-olah merupakan tindakan seseorang yang tidak memahami geopolitik dan tidak memahami kebijakan organisasi NU, menurut nu.or.id.
Bahkan ia menyebut pertemuan 5 Nahdliyin itu tidak memahami perasaan seluruh warga NU.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)