Senjata Makan Tuan, Hacker Zionis Bocorkan Info Intelijen Israel soal 7 Oktober

TRIBUNNEWS.COM – Israel Broadcasting Corporation melaporkan bahwa Layanan Keamanan Publik Israel (Shin Bet) telah meluncurkan penyelidikan atas dugaan kebocoran yang terjadi pasca operasi Banjir Al-Aqsa yang dilancarkan oleh gerakan perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.

Pihak berwenang Israel mengatakan hal itu mungkin disebabkan oleh kebocoran informasi Shin Bet oleh peretas internet yang bekerja di Israel.

“Shin Bet diduga membocorkan informasi dari dinas keamanan kepada peretas internet yang bekerja melawan musuh-musuh Israel, namun mereka menyebabkan kerusakan besar,” kata pihak berwenang Israel.

“Alih-alih mencapai tujuan mereka, para peretas Israel malah mengungkap operasi rahasia intelijen Israel,” tambahnya.

Upaya peretas Israel untuk menembus sasaran di beberapa negara mendorong negara-negara terkait untuk memperkuat benteng sasaran yang dianggap rentan, kata laporan itu.

Sejak 7 Oktober 2023, peretas Israel berupaya mengganggu infrastruktur beberapa negara.

Israel Broadcasting Corporation sebelumnya mengumumkan bahwa mereka memiliki dokumen yang membuktikan bahwa militer dan badan intelijen Israel mengetahui rencana Hamas untuk melancarkan Operasi Badai Al-Aqsa tiga minggu sebelum serangan 7 Oktober 2023.

“Sayap pasukan pendudukan (Israel) di Gaza menyiapkan dokumen yang merinci rencana Hamas dan penculikan 200 hingga 250 sandera,” lapor Israel Broadcasting Corporation.

Menurut siaran pers, mereka mengutip sumber keamanan yang mengatakan bahwa setidaknya pimpinan badan intelijen dan pimpinan Jalur Gaza mengetahui dokumen tersebut.

Sementara menurut surat kabar Israel lainnya, Kan, pihak Jalur Gaza telah menyiapkan dokumen tersebut pada September lalu.

Film dokumenter ini membahas pelatihan militer elit Brigade Izz al-Din al-Qassam, sayap militer Hamas, dan mencakup invasi skala besar dan penyanderaan Israel. Jumlah korban

Israel masih gencar beroperasi di Jalur Gaza, dengan jumlah warga Palestina pada Sabtu (10/7/2023) hingga Sabtu (15/6/2024) melebihi 37.323 orang dan 85.197 orang luka-luka dan 1.147 orang luka-luka. Kematian dilaporkan di wilayah Israel seperti Anadolu.

Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa.

Pada akhir November 2023, Israel memperkirakan Hamas menyandera sekitar 120 sandera, hidup atau mati, di Jalur Gaza setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina.

Sementara itu, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023, masih ada lebih dari 8.000 warga Palestina di penjara Israel.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina vs. Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *