TRIBUNNEWS.COM – PT Kimia Farma Diagnostika UB Sumatera 1 menggelar seminar motivasi kesehatan bertajuk “Vaksin Demam Berdarah Meningkatkan Kualitas Kesehatan di Masa Depan” di Hotel Le Polonia, Medan, Sumatera Utara, pada Sabtu (6/7/2024).
Konferensi tersebut diselenggarakan dengan tujuan utama untuk menghadirkan inovasi terkini dalam pencegahan penyakit demam berdarah (DBD) di Indonesia.
Seseorang yang bekerja di Dinas Kesehatan Provinsi Sumut, dr. Nora Violeta Nasution, M.Kasus. berbagi informasi mendalam mengenai inovasi dan strategi baru untuk mencegah demam berdarah di wilayah tersebut.
Berdasarkan informasi Kementerian Kesehatan RI, tren kasus demam berdarah pada tahun 2024 meningkat sebesar 11,57 persen dibandingkan tahun lalu. Dari data tersebut tercatat 0,59 persen kematian, kata dr. lubang. Seminar Kesehatan yang diadakan oleh PT Kimia Farma Diagnostika UB Sumatera 1. (khusus)
Dr. Hamonangan Parhusip, M.K.M. dari Balai Karantina Medan juga memberikan kontribusi penting dengan menjelaskan pencegahan penyakit yang terdapat di Indonesia melalui vaksinasi.
Menurutnya, hal baru dalam pengendalian demam berdarah selain pengendalian lingkungan dan klinis adalah vaksinasi.
“Hal ini sejalan dengan kebijakan global bahwa beberapa negara mewajibkan vaksin untuk didaftarkan pada ICV sebelum menerima warga negara dari negara lain,” kata Dr. Tantangan.
“Kini Klinik Kimia Farma bisa memfasilitasi pendataan vaksin ICV,” lanjutnya.
Dr. Muhammad Sofian, M.K.M. di klinik Palang Merah Kimia Farma.
Dr. Sofyan memberikan informasi terkini mengenai vaksin Qdenga, yaitu vaksin melawan virus dengue penyebab demam berdarah. Seminar Kesehatan yang diadakan oleh PT Kimia Farma Diagnostika UB Sumatera 1. (khusus)
Jangan lupa, Apt. Anisa Ika Rahmaniah, S.Farm., M.M., selaku Manajer Bisnis PT. Unit Bisnis Farma Diagnostic Chemicals Sumatera 1 menyampaikan harapannya bahwa konferensi ini dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya vaksinasi demam berdarah di kalangan petugas kesehatan dan masyarakat umum.
Dengan cara ini diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit mematikan tersebut.
Ketua panitia seminar, Muhammad Alkindi menjelaskan, acara tersebut tidak hanya menjadi wadah berbagi informasi, namun juga mendorong langkah-langkah efektif untuk memberdayakan kesehatan masyarakat di masa depan.
Konferensi kesehatan ini berjalan dengan baik karena total pesertanya berjumlah 69 orang yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Sumatera Utara, dokter Kimia Farma, dan perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan. (*)