Seloroh Hasto di Acara PDIP: Tolong AC-nya Jangan Terlalu Dingin Seperti di KPK

Laporan Jurnalis Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto sempat bercanda soal pemeriksaannya di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa waktu lalu.

Lelucon itu disampaikan Hasto di sela-sela acara pembukaan fakultas hukum calon anggota DPR RI, DPRD provinsi, dan DPRD kabupaten/kota terpilih daerah pemilihan (dapil) Jakarta tahun 2024 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta . , Jumat (14/6/2024).

Hasto meminta agar pendingin ruangan alias AC diatur agar tidak terlalu dingin seperti saat diperiksa KPK beberapa waktu lalu.

Dimana pemeriksaan Hasto sebagai saksi kasus Harun Masiku berlangsung selama empat jam. 

“Jadi mau istirahat setelah masuk tolong AC-nya dihidupkan kembali supaya tidak terlalu dingin seperti di KPK. Dinginnya hanya 2 jam, saya kedinginan 4 jam,” kata Hasto saat ditemui di lokasi.

Sementara itu, Kristiyanto menyebut polisi saat ini sedang dalam kondisi kompromi.

Ia mengatakan, penegakan hukum di era saat ini atau setelah Indonesia merdeka tidak lebih baik dibandingkan era kolonial dan Orde Baru. 

Ia membandingkan saat Sukarno dan Megawati Soekarnoputri didampingi penasihat hukum saat menjalani penyidikan di era Orde Baru.

Namun kini Hasto yakin penyidikan bisa dilakukan tanpa kehadiran penasihat hukum.

“Karena Ibu Megawati sedang melawan pemerintahan otoriter, Ibu Megawati masih bisa didampingi pengacara,” ujarnya.

“Meski hukum kolonial, Bung Karno tetap bisa didampingi kuasa hukumnya. Dokumennya banyak,” imbuh Hasto.

Hasto menilai kepolisian saat ini tidak lebih baik dari sebelumnya karena proses hukum seringkali didorong oleh kepentingan beberapa pihak.

“Sekarang kita sudah mandiri, cara kerja hukum hanya karena persoalan sering kali dikesampingkan oleh berbagai aspek lain,” ujarnya.

Oleh karena itu, dia menegaskan, PDIP menjadikan Sekolah Partai sebagai tempat belajar membuat undang-undang secara adil.

Oleh karena itu dengan adanya fakultas hukum ini kita akan belajar bagaimana keadilan yang sesungguhnya terbentuk, dari suasana spiritual ketika republik ini dibangun oleh para pendiri bangsa, karena dengan supremasi hukum, dengan meritokrasi kita bisa menjadi negara yang besar. “ucap Hasta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *