TRIBUNNEWS.COM – Rusia dan Iran menandatangani perjanjian kemitraan strategis, termasuk kerja sama pertahanan.
“Usulan perjanjian kemitraan strategis komprehensif akan menjadi faktor penting dalam memperkuat hubungan Rusia-Iran,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Konferensi Internasional ke-2 tentang Keamanan Eurasia yang diselenggarakan di Minsk, Belarus, Kamis (31/10/2024). katanya. .
Mengenai versi final perjanjian tersebut, Sergey Lavrov mengatakan perjanjian tersebut siap ditandatangani dalam waktu dekat.
“Kami menantikan kunjungan Presiden Iran Massoud Pezeshkian ke Moskow sebelum akhir tahun ini,” ujarnya.
Menlu juga menyampaikan dampak positif dari perjanjian tersebut.
“Hal ini menegaskan keinginan kedua belah pihak untuk meningkatkan kerja sama di bidang pertahanan dan interaksi demi kepentingan perdamaian dan keamanan di tingkat regional dan dunia,” ujarnya merujuk pada Perjanjian Kemitraan Strategis yang ditandatangani Rusia dengan Korea Utara. dan Iran.
Sejak awal perang dengan Ukraina, Rusia semakin memperkuat hubungannya dengan Iran dan Korea Utara yang keduanya cukup bermusuhan dengan Amerika Serikat (AS).
Presiden Rusia Vladimir Putin dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menandatangani perjanjian komprehensif yang mencakup klausul pertahanan bersama pada 19 Juni 2024.
Pada bulan Oktober 2024, perjanjian kemitraan strategis komprehensif antara Rusia dan Korea Utara telah diserahkan ke Duma Negara untuk disetujui, TASS melaporkan.
Pada bulan yang sama, Amerika Serikat dan NATO menuduh Korea Utara mengirimkan 10.000 tentara ke Rusia karena mengizinkan perang di Ukraina.
Rusia tidak menyangkal keberadaannya, dan mengatakan kedua negara berupaya menerapkan perjanjian strategis tersebut.
Sementara itu, Amerika Serikat bulan lalu menuduh Iran mengirimkan rudal balistik jarak pendek ke Rusia untuk digunakan melawan Ukraina dan menjatuhkan sanksi terhadap kapal dan perusahaan yang diduga meninggalkan senjata oleh Iran.
Iran membantah tuduhan tersebut dan Kremlin menolak mengonfirmasi bahwa Iran membeli rudal tersebut, namun mengakui bahwa kerja samanya dengan Iran berada dalam bidang yang sangat sensitif.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Lebih lanjut tentang Rusia dan Ukraina