Sekjen PBB Sebut Aksi Israel Serang UNIFIL Bisa Dikategorikan sebagai Kejahatan Perang

TRIBUNNEWS.COM – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) siap melabeli tindakan Israel yang menyerang pasukan penjaga perdamaian Lebanon (UNIFIL) sebagai tindakan “kejahatan perang”.

Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Minggu malam (13/10/2024).

“Serangan terhadap pasukan penjaga perdamaian melanggar hukum internasional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang,” tulis Guterres dalam pernyataan yang dikeluarkan juru bicaranya Stephane Dujarric, seperti dikutip berita Tribune IRNA.

Dujarric juga menyebutkan faktor utama yang bisa dijadikan alasan untuk melabeli serangan Israel sebagai kejahatan perang.

“Personel UNIFIL dan markas besarnya pada prinsipnya tidak boleh menjadi sasaran (serangan),” kata Dujarric, merujuk pada praktik Israel menyerang pasukan internasional yang seragam birunya identik.

Dujarric juga menekankan bahwa bukti yang dikumpulkan di lapangan dengan jelas menunjukkan bahwa tentara Israel secara sadar dan sengaja menyerang anggota UNIFIL.

“Hari ini (Minggu) dalam sebuah insiden yang sangat meresahkan, pintu masuk ke posisi PBB sengaja dilanggar oleh kendaraan lapis baja Israel.”

Setidaknya lima penjaga perdamaian terluka dalam serangan Israel di Lebanon selatan dalam beberapa hari terakhir.

Pada hari Sabtu, 40 negara yang berpartisipasi dalam misi penjaga perdamaian PBB di Lebanon mengeluarkan pernyataan bersama.

Seluruh negara anggota UNIFIL bersatu mengutuk serangan Israel terhadap misi penjaga perdamaian.

Negara-negara anggota UNIFIL juga menyerukan penyelidikan atas insiden ini.

Spanyol, Perancis dan Italia mengutuk serangan itu sebagai tindakan yang “tidak adil”.

Pada Jumat (10/11/2024), Presiden AS Joe Biden juga mengatakan telah mendesak Israel untuk berhenti menargetkan pasukan penjaga perdamaian.

Sementara itu, Turki menyebut serangan Israel terhadap UNIFIL merupakan cerminan dari kebijakan Netanyahu yang menduduki Lebanon.

Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan peran pasukan penjaga perdamaian PBB sangat penting, terutama ketika Israel berupaya meningkatkan perang di wilayah tersebut. Paus Fransiskus juga mengutuk serangan Israel terhadap UNIFIL

Keputusan ini dikritik tidak hanya oleh para pemimpin dunia tetapi juga oleh Paus Fransiskus atas keputusan Israel menyerang UNIFIL.

Paus Fransiskus mengungkapkan keprihatinannya dalam pidato Angelusnya pada Minggu (13/10/2024).

Dalam pidatonya, dia menyerukan gencatan senjata segera di Timur Tengah dan meminta Israel untuk “menghormati” UNIFIL.

Berbicara dari jendela kantor kepausan di istana, Paus menyampaikan pesannya kepada ribuan peziarah dan warga Roma yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.

Paus mengatakan, sembari mengungkapkan keprihatinannya terhadap apa yang terjadi di Timur Tengah, ia sekali lagi menuntut gencatan senjata segera agar kita dapat mengambil jalur diplomasi dan dialog untuk mencapai perdamaian. Paus Fransiskus menghadiri pertemuan dengan otoritas Indonesia, masyarakat sipil, dan korps diplomatik di Istana Kepresidenan Jakarta, 4 September 2024. 

Paus menekankan bahwa dia tidak memihak dalam konflik Palestina dan menghormati semua negara.

Ia juga mendesak Israel untuk menghormati semua pihak yang berupaya mencapai perdamaian, termasuk anggota UNIFIL yang mewakili PBB.

“Saya merasa dekat dengan semua komunitas yang terlibat di Palestina, Israel, dan Lebanon, itulah sebabnya saya menghormati pasukan penjaga perdamaian PBB.”

Paus Fransiskus juga mengatakan bahwa dirinya selalu berdoa untuk perdamaian di Palestina, Israel, dan Lebanon.

Saya berdoa untuk seluruh korban, bagi para pengungsi dan para sandera, yang saya harap dapat segera dibebaskan. Saya berharap penderitaan yang disebabkan oleh kebencian dan balas dendam ini segera berakhir, kata Paus Fransiskus

(Tribunnews.com/Bobby)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *