Sekjen PBB Sambut Baik Kesepakatan Hamas-Fatah, Ditengahi China demi Persatuan Palestina

TRIBUNNEWS.COM – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres menyambut baik perjanjian yang ditengahi oleh China yang mengupayakan rekonsiliasi antara faksi Hamas dan Palestina.

Guterres mengatakan dia akan selalu mendukung apapun yang bermanfaat bagi persatuan Palestina.

“Saya pikir semua langkah menuju persatuan harus disambut dan didorong,” Arab News mengutip juru bicaranya Stephane Dujarric.

“Saya menyambut hangat penandatanganan Deklarasi Beijing oleh semua faksi Palestina,” tambahnya.

Berbicara di PBB atas nama Guterres, Dujarric mengatakan persatuan di antara faksi-faksi Palestina sangat penting.

“Persatuan Palestina sangat penting bagi perdamaian dan keamanan dan untuk memajukan aspirasi rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan pembentukan negara Palestina yang sepenuhnya independen, demokratis, berkelanjutan, layak dan berdaulat,” katanya.

Sebelumnya, Hamas mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian dengan organisasi Palestina lainnya, termasuk Fatah, di Beijing untuk bekerja sama dalam persatuan nasional.

Kesepakatan itu diselesaikan dengan Tiongkok pada hari Selasa setelah tiga hari negosiasi yang intens.

Perjanjian tersebut meletakkan dasar bagi pemerintahan rekonsiliasi nasional sementara untuk memerintah Gaza setelah perang.

Perjanjian tersebut ditandatangani oleh pecahan lama Hamas dan Fatah, serta 12 kelompok Palestina.

Hal ini dibenarkan oleh pejabat senior Hamas Moussa Abu Marzouk.

“Hari ini kami menandatangani perjanjian persatuan nasional, dan kami mengatakan bahwa cara untuk menyelesaikan perjalanan ini adalah persatuan nasional,” Al Jazeera mengutip Houssa Abu Marzouk yang mengatakan “Hari ini kami menandatangani perjanjian persatuan nasional, dan kami mengatakan cara untuk mencapainya. lengkapi perjalanan ini adalah persatuan nasional.”

Mustafa Barghouti, sekretaris jenderal Inisiatif Nasional Palestina, mengatakan perjanjian tersebut merupakan langkah maju yang besar bagi Palestina.

Perjanjian tersebut menguraikan empat elemen utama.

Yakni, pembentukan pemerintahan sementara persatuan nasional, pembentukan kepemimpinan Palestina yang bersatu menjelang pemilu mendatang, pemilihan bebas Dewan Nasional Palestina yang baru, dan deklarasi umum persatuan dalam menghadapi berlanjutnya serangan Israel. serangan.

Ia mengatakan, langkah tersebut merupakan langkah yang baik untuk mencegah Israel menguasai tanah Palestina.

“Hal ini menghambat upaya Israel untuk membangun semacam struktur kerja sama yang bertentangan dengan kepentingan Palestina,” katanya.

Perjanjian antara Hamas dan Fatah ini merupakan titik balik penting dalam hubungan intra-Palestina.

Pasalnya Hamas dan Fatah merupakan musuh bebuyutan sejak tahun 2006.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel lain terkait Hamas, Fatah, Sekretaris Jenderal PBB dan konflik Palestina-Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *