Sekjen PBB Mengutuk Serangan Udara Israel Terhadap Zona Kemanusiaan bagi Pengungsi Palestina di Gaza

Sekretaris Jenderal PBB mengutuk serangan udara Israel di zona kemanusiaan pengungsi Palestina di Gaza

TRIBUNNEWS.COM- Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk serangan udara Israel di zona kemanusiaan terhadap pengungsi Palestina di Gaza.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk serangan udara Israel di wilayah Al-Mawas Khan Younis di Jalur Gaza, yang ditetapkan sebagai “zona kemanusiaan” bagi pengungsi Palestina, kantor berita Anadolu melaporkan.

“(Serangan) ini menegaskan bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan yang mengatakan dia “terkejut dan sedih” dengan serangan itu, yang menewaskan 90 orang di wilayah kemanusiaan yang padat penduduknya.

“Sekretaris Jenderal PBB mengutuk pembunuhan warga sipil, termasuk anak-anak dan perempuan,” katanya.

Mengacu pada klaim Israel atas “dua anggota Hamas”, pernyataan itu mengatakan: “Sekretaris Jenderal menekankan bahwa hukum kemanusiaan internasional,​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​​Dalam serangan Anda selalu harus menghormati. “

Pernyataan tersebut menegaskan kembali seruan Guterres untuk segera melakukan gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza, dengan mengatakan “konflik harus diakhiri”.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 300 orang terluka dalam serangan itu.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel mendapat kecaman internasional atas serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Menurut pejabat kesehatan setempat, lebih dari 38.300 warga Palestina tewas, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan hampir 88.300 lainnya terluka.

Sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel mendapat kecaman internasional karena melanjutkan serangan brutalnya di Gaza pasca Hamas pada 7 Oktober 2023.

SUMBER: Monitor Timur Tengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *