Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Beberapa asosiasi pengemudi Ozol online di sejumlah daerah mengaku tidak mengikuti ajakan mematikan aplikasi demonstrasi pengemudi dan kurir Ozol yang digelar pada Kamis (29/2). 8/2024) di Medan Merdeka, kawasan Jakarta.
Salah satunya, komunitas Ozol di Dipok, Jawa Barat, yang tergabung dalam Grab Dipok Bersatu (GDB) yang memastikan aplikasi berjalan seperti biasa tanpa henti, sehingga penumpang tidak dirugikan.
Ketua GDB Firmansya, yang dikenal sebagai Cang Ite, mengatakan dia menghormati permintaan beberapa pengemudi tetapi meyakinkan semua anggota GDB, yang terdiri dari 24 serikat pekerja, dengan lebih dari 1500 anggota, untuk terus menawar dan menerima perintah dari umat beriman. Pengguna ojek.
“Kami komunitas Grab Dipok Bersatu Online Ozek menyatakan tegas terhadap penawaran tersebut,” kata Kong Ite seperti dikutip, Kamis (29/8).
Menurutnya, setiap pilihan harus dihormati karena setiap Ozol memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, seperti kebutuhan finansial keluarga dan bagian pekerjaan yang harus diselesaikan.
Di sisi lain, ia mengkritik adanya tuntutan demonstrasi, provokasi, dan bom pesanan fiktif yang akhirnya merugikan pengemudi.
“Kami percaya demokrasi menghargai perbedaan pendapat, maka kami juga menghargai pengemudi yang masih mencari nafkah untuk keluarganya. Sampai saat ini penghasilan kami cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Masyarakat kami tidak mendukung demonstrasi. Begitu pula dengan demonstrasi. penyisiran dan bom fiktif, kami simpan OnBid untuk keluarga, ” ujarnya.
Masyarakat yang tergabung dalam Koordinator Wilayah Jakarta Utara pun mengutarakan sikapnya menerima pesanan pada hari ini (29/08). Ketua asosiasi, Mansoor, mengatakan dirinya dan anggotanya akan fokus melayani masyarakat.
“Kami tetap menghormati keputusan rekan-rekan untuk ikut serta dalam aksi unjuk rasa di patung kuda hari ini, namun khususnya komunitas Korvil Jakarta Utara dan URC Jakarta Utara akan tetap melakukan penawaran seperti biasa untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka. Perjalanan mudik di jalan ini tetap bisa menghormati keputusan ini dan merugikan para pengendara sepeda motor.
Banyak komunitas Ozol lainnya yang memiliki pendirian yang sama, masih menawar nama panggilan tersebut untuk melayani pengguna di komunitas pengguna Ozol.
Misalnya, Aplikator Nakal Pengemudi Frontal Online (Frontal) menolak Jatim, membenarkan tak ada pertunjukan di jalan hari ini, Kamis (29/8). Ketua Frontal Daniel Lucas Rorong menjelaskan permasalahan tersebut, dengan mengatakan bahwa Ojek Online dan Ojek Online terus memberikan pelayanan yang baik di Jawa Timur.
“Ya memang. “Tidak akan ada demonstrasi di jalanan hari ini,” katanya.
Sementara itu, dua kelompok di Jawa Barat, Generasi Online Mandiri Bandung (GOIB) dan Driver Online One Komando Jawa Barat (Posco Jabar) juga menyatakan tidak akan mengikuti demonstrasi di Jakarta atau menggelar demonstrasi di Bandung. Semua anggota harus menjalankan aktivitas normalnya sebagaimana ditentukan dalam surat edaran yang dikeluarkan oleh keduanya.
“Tetap tawarannya seperti biasa ya, kami juga ingin menguntungkan. Kami berdoa rekan-rekan kami mengambil tindakan,” kata Ketua GOIB Bambang Sugiarto.
Ketua Komunitas Mengemudi Online Komando Jabar (Posco Jabar) Pippin Sopyan menjelaskan, anggotanya akan memastikan lelang dan operasional tetap berjalan seperti biasa dengan memperhatikan pesan masyarakat. Terkait proses penyesuaian tarif, ia menyampaikan keinginannya kepada Dinas Perhubungan Kota Bandung.
Anggota Posse Jawa Baraat diimbau tetap beraktivitas seperti biasa, kata Pippin.
Di Serang, sikap serupa juga dimiliki komunitas Ozol Serang Bersatu, yaitu menawar alias melayani masyarakat seperti biasa dan tidak mematikan aplikasi. Oleh karena itu, kalaupun ada anggota yang bekerja, itu merupakan tanggung jawab pribadi, dan tidak menyangkut aspirasi masyarakat. Komunitas Serang Bersatu Ozol mengimbau anggotanya tetap beraktivitas seperti biasa dan fokus menafkahi keluarga.