Sejarah Baru Tercatat, Partai Hijau Inggris Nyatakan Perang Israel di Gaza sebagai Genosida

TRIBUNNEWS.COM – Partai Hijau di Inggris akhirnya menyatakan perang Israel di Gaza sebagai genosida.

Partai Hijau adalah partai pertama di negara tersebut yang menyatakan hal tersebut.

Pada pemilu Inggris Juli lalu, isu Gaza menjadi bagian penting dari kampanye partai tersebut.

Partai Hijau berhasil meraih empat kursi. Partai ini belum pernah memenangkan kursi sebanyak itu sebelumnya.

Pada konferensi tahunannya pada Minggu, 8 September 2024, serangan Israel ke Gaza digambarkan sebagai genosida.

Partai tersebut juga mendukung gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) terhadap Israel.

“Ke depannya, kami menegaskan kembali komitmen kami untuk mendukung BDS baik secara internal maupun eksternal,” kata partai tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Middle East Eye.

“Mendukung gerakan Otoritas Palestina penting untuk membuktikan tanggung jawab Israel untuk membela persamaan hak dan penentuan nasib sendiri rakyat Palestina, dan akan menunjukkan bahwa dukungan kami sebagai sebuah bangsa tidak tergoyahkan.”

Proyek ini diusulkan oleh kelompok baru bernama Greens for Palestine.

Politisi Partai Hijau Leeds, Moteen Ali, mengatakan partainya telah menunjukkan “kepemimpinan” atas genosida di Gaza.

“Sangat penting bagi semua orang yang cinta damai untuk melakukan segala yang mereka bisa untuk menghentikan pembunuhan [di Gaza],” kata Ali.

Ia mengatakan, partainya setuju dengan opini masyarakat mengenai identitas Gaza.

“Kami memahami bahwa partai kami dan masyarakat mendukung seruan gencatan senjata dan genosida.” Menyerukan diakhirinya pengiriman senjata ke Israel

Partai Hijau juga menyerukan diakhirinya pengiriman senjata dari Inggris ke negara Zionis.

“Jalur Gaza adalah isu besar dalam pemilu [Inggris], dengan seperempat pemilih Partai Hijau menyebut hal itu sebagai alasan untuk memilih Partai Hijau,” kata juru bicara Partai Hijau, Chris Williams, Jumat (9/6/2024).

Mulai 17 Oktober 2023, Green menyerukan gencatan senjata di Gaza. Hal ini bertentangan dengan Partai Buruh, yang awalnya mendukung invasi Israel ke Gaza.

Sekretaris Muslim Greens Aasia Bora mengatakan partainya telah membuat sejarah baru dengan mendukung mosi tersebut.

“Partai Hijau untuk Palestina, yang terdiri dari orang-orang Partai Hijau yang penuh semangat, telah bekerja tanpa kenal lelah dalam hal ini,” kata Bora.

Sementara itu, anggota parlemen Partai Hijau Adrian Ramsay mengkritik pemerintahan Partai Buruh Inggris.

Ramsay menyebut keputusan pemerintah yang hanya membekukan sebagian pengiriman senjata ke Israel adalah tindakan setengah hati.

Pekan lalu, pemerintah Inggris mengumumkan akan membekukan 30 dari 350 ekspor senjata ke negara Zionis tersebut.

Wakil Presiden Partai Hijau Zak Polanski mengatakan perdamaian hanya akan terwujud jika pemerintah berhenti melakukan kekerasan.

“Kita harus berhenti mengirimkan senjata ke Israel dan semua negara yang melanggar hukum internasional,” kata Polanski.

Menurut Reuters, ekspor senjata Inggris berjumlah kurang dari 1 persen dari seluruh senjata yang diterima Israel.

Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy pada Senin (2/9/2024) mengatakan bahwa penangguhan pengiriman senjata tidak akan berdampak besar pada keamanan Israel.

Lammy mengatakan Inggris terus mendukung hak pembelaan diri Israel.

“Tentu saja kami mengakui kebutuhan Israel untuk mempertahankan diri terhadap ancaman keamanan, namun kami sangat prihatin dengan metode yang digunakan Israel dan laporan mengenai korban sipil dan kehancuran infrastruktur sipil,” kata Lammy.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Israel Katz mengaku kecewa dengan keputusan Inggris yang membekukan ekspor senjata.

Menurut Katz, keputusan tersebut “mengirimkan pesan yang sangat problematis” kepada Hamas di Gaza.

(Tribunnews/Februari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *