Sedikitnya 4 Meninggal di Jepang Gara-gara Kepanasan

Dilansir Tribunnews.com, koresponden Jepang, Richard Susilo

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO – Suhu di Jepang sangat panas bahkan mencapai 40 derajat Celcius di Shizuoka, kawasan pegunungan. Panas terik menyebabkan dua orang meninggal dunia.

Pada tanggal 8 Juli sekitar tengah hari, seorang penduduk setempat menelepon 110 untuk melaporkan bahwa seorang pria (86 tahun) telah meninggal di sebuah ladang di Nishimuta, Chikugo, Prefektur Fukuoka.

Ketika polisi Chikugo tiba di lokasi kejadian, mereka menemukan pria tersebut terbaring telentang dan dia dinyatakan meninggal di tempat kejadian.

Polisi mengatakan pria tersebut tidak terluka dan dikelilingi handuk, air minum, dan cangkul untuk peralatan pertanian.

“Kami yakin dia pingsan karena panas saat bekerja di pertanian dan kemudian meninggal karena panasnya tempat kerja.

Senin ini (8/7/2024) pukul 16.00 di Prefektur Ehime, 14 orang dilarikan ke rumah sakit karena dugaan serangan panas. Seorang lelaki tua kemudian ditemukan tak sadarkan diri di taman milik seorang lelaki berusia 96 tahun dari Kiyokawa-cho di Bungo-Ono, Prefektur Oita, pada 6 Juli sekitar pukul 3:30 sore. rumah anakku.

Dia kemudian dipastikan meninggal di rumah sakit tempat dia dibawa.

Menurut keterangan dari Departemen Kepolisian Prefektur Bungo-Ono, penyebab kematiannya adalah sengatan panas.

Suhu tertinggi hari itu adalah 35,8 derajat Celcius di Bungo-Ono, Prefektur Oita.

Seorang wanita berusia sekitar 80 tahun yang bekerja di ladang di Matsumae, Prefektur Ehime, ditemukan tidak sadarkan diri pada siang hari tanggal 6 Juli dan kemudian dipastikan meninggal.

“Banyak orang (lansia) yang secara alami kekurangan air dan kurang mampu berkeringat. Jadi kalau kita tidak memperhatikan lingkungan, kita cenderung terkena heat stroke. Menurut saya, lebih baik tidak berada di tempat yang panas dan panas. tempat yang panas. “Jika Anda tinggal di tempat yang lembab dalam waktu lama, risiko terkena serangan panas tinggi. Penderita diabetes lanjut usia harus sangat berhati-hati,” kata Dr. Takeshi Mori, direktur unit gawat darurat Rumah Sakit Palang Merah Matsuyama di Prefektur Ehime.

Penting juga untuk bersembunyi di balik bayang-bayang atau meminta orang lain memperhatikan perubahan ketika keadaan tidak berjalan baik. Sementara itu, bagi UKM Handicrafts dan Japan lovers yang berminat berpameran di Tokyo, bisa bergabung di grup WhatsApp Japan Lovers secara gratis dengan mengirim email ke [email protected]. Subject: WAG Japan Lovers. Tulis nama, alamat, dan nomor WhatsApp.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *