TRIBUNNEWS.COM – Imam Masjid Al-Aqsa ditangkap karena dicurigai menghasut terorisme setelah menyebut mendiang kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, sebagai “martir”.
Ulama senior berusia 85 tahun Sheikh Ekrima Sabri adalah mantan Mufti Agung Yerusalem dan saat ini menjabat sebagai ketua Dewan Tertinggi Islam.
“(Dia) menyebut Haniyeh sebagai ‘martir’ dalam khotbahnya di masjid Yerusalem Timur yang diduduki,” kata pengacara Sheikh Sabri.
Katina melanjutkan: “(Sabri) saat ini sedang diperiksa di Al Maskobia (kompleks kepolisian) karena dicurigai menghasut terorisme.
Bahkan, menurut Hamza Katina, Syekh Sabri memberikan ceramah pada Jumat (2/8/2024) dan berduka atas kematian Ismail Haniyeh yang syahid.
Polisi Israel, tanpa menyebut nama Syekh Sabri, menuduh imam Masjid Al-Aqsa telah melontarkan pernyataan yang menghasut saat khotbah (Jumat) dan mendukung terorisme. “
Sheikh Sabri sebelumnya didakwa menghasut terorisme setelah ia dituduh memuji pria bersenjata Palestina yang membunuh empat warga Israel, termasuk seorang tentara, pada Oktober 2022.
Saat itu, dia mengutuk kampanye “palsu” yang ditujukan kepadanya.
Seorang pria berusia 20 tahun ditangkap karena melontarkan “ucapan yang menghasut” saat salat, kata polisi Israel.
Seperti diketahui, kompleks Masjid Al Aqsa merupakan situs tersuci ketiga bagi umat Islam dan merupakan simbol nasional Palestina. Upacara kematian Ismail Haniyeh di Hagia Sophia di Istanbul
Secara terpisah, upacara peringatan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh diadakan di Teheran di Hagia Sophia di Istanbul.
Kemarin Jumat (2/8/2024) ribuan orang hadir memberikan penghormatan terakhir.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, yang dijadwalkan untuk berbicara, membatalkan pidatonya pada menit-menit terakhir dan menyatakan hari Jumat sebagai hari berkabung nasional untuk Haniyeh.
Haniyeh terbunuh di Teheran saat menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.
Meskipun Israel belum secara resmi mengaku bertanggung jawab, Iran, Hamas, dan Hizbullah menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut dan berjanji akan membalas.
Jumat lalu, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan bertemu dengan Halid Meshal, wakil kepala biro politik Hamas, di Doha, Qatar, dan menyampaikan belasungkawa.
Lebih dari 80 masjid di Turki mengadakan peringatan Ismail Haniyeh sebagai hari berkabung resmi.
Laporan Rumeysa Codar TRT World dari Masjid Hagia Sophia di Istanbul. Upacara Pemakaman Ismail Haniyeh
Menurut Arab News, jenazah Ismail Haniyeh, kepala Biro Politik Hamas, dimakamkan di Doha, Qatar pada Jumat (2/8/2024).
Qatar, tempat Hamiyeh tinggal bersama anggota Politbiro lainnya.
Anadolu Agency mengabarkan, jenazah Haniyeh tiba di ibu kota Qatar, Doha, pada Kamis (1/8/2024).
Sholat jenazah dilaksanakan di Masjid Imam Muhammad bin Abdul Wahhab, masjid terbesar di Qatar.
Usai salat jenazah, jenazah Haniyeh dimakamkan di pemakaman di Lusail, sebelah utara ibu kota Qatar, Al Jazeera melaporkan.
Upacara peringatan tersebut merupakan penghormatan terakhir Iran kepada Haniyeh yang meninggal di negaranya.
Haniyeh tewas dalam serangan yang ditargetkan di kediamannya di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024).
Serangan itu tidak hanya menewaskan pemimpin Hamas, tapi juga salah satu pengikutnya.
Seorang perunding Hamas berada di Iran pada Selasa (30/7/2024) untuk menghadiri upacara pelantikan presiden baru negara itu, Masoud Pezeshkian.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)