TRIBUNNEWS.COM – Sekelompok rudal balistik Iran menghantam Tel Aviv Israel pada Selasa (1/10/2024).
Kemarin ada sekitar 180 rudal balistik yang ditujukan ke Israel.
Iran mengatakan serangan itu merupakan respons terhadap pembunuhan ketua Politbiro Hamas Ismail Haniyeh, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, dan komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Abbas Nilforous.
Yang menjadi perhatian semua orang adalah seberapa mematikan rudal balistik yang digunakan Teheran untuk menyerang Israel?
Berikut ini adalah jangkauan kemampuan rudal di persenjataan militer Teheran.
Menurut laporan Komando Pusat Amerika Serikat (AS) pada tahun 2022, Iran memiliki lebih dari 3.000 rudal balistik.
Ada berbagai jenis senjata ini.
Mulai dari rudal balistik jarak pendek dan menengah hingga berbahan bakar cair, sebagian besar didasarkan pada desain yang meniru teknologi Korea Utara dan Rusia.
Rudal Sajjil yang menggunakan teknologi bahan bakar padat dapat membawa beban hingga 700 kilogram dan menembus kedalaman 2.500 kilometer di wilayah Iran.
Tel Aviv berjarak 1.913,49 km dari Teheran.
Rudal serupa lainnya disebut Khaibar, dengan muatan 2.000 kilogram dan jangkauan 1.995.587.
Serial Shahab sering digunakan Iran untuk mengejutkan musuh-musuhnya.
Shahab-3 memiliki jangkauan sekitar 900 kilometer.
Meskipun biasanya digunakan di daerah perkotaan untuk menimbulkan rasa takut dan mendapatkan keterlibatan musuh, korban jiwa dari pesawat ini jauh lebih rendah dibandingkan rudal Sajjil.
Roket Sajjil dan variannya Qiam dapat diluncurkan dalam waktu singkat dan diangkut dari satu tempat ke tempat lain dengan bantuan kendaraan kecil.
Selama dua dekade terakhir, Iran telah mengembangkan kemampuan untuk memproduksi rudal berpemandu presisi, menurut TRT World.
Misalnya, Fateh-110 telah dikenal karena akurasinya yang tinggi dalam menargetkan instalasi militer, sebagaimana dibuktikan dengan serangan Iran pada bulan Januari 2020 terhadap pasukan AS di Irak.
Pada Januari 2024, Iran melancarkan serangan rudal terhadap apa yang disebut “sektor dalam negeri” Israel di wilayah Erbil di Irak utara.
Selain itu, seorang pejabat AS mengatakan serangan itu tidak sesukses yang diklaim Iran, dan menambahkan bahwa rudal tersebut “cacat”.
Garda Revolusi Iran mengatakan Israel akan menghadapi serangan dahsyat jika membalas serangan rudal tersebut.
Dalam serangan serupa yang dilakukan Iran pada bulan April, AS mengatakan sebagian besar rudalnya berhasil dinetralisir. Daerah yang selama ini menjadi sasaran serangan rudal Iran ke Israel
Dari sekitar 180 roket yang menurut Pasukan Pertahanan Israel ditembakkan Iran pada Selasa malam, analisis video CNN mengenai lokasi geografis serangan tersebut mengenai setidaknya tiga sasaran.
Rekaman tersebut menunjukkan konsentrasi besar rudal di atau dekat markas Mossad, Pangkalan Udara Navatim, dan Pangkalan Udara Tel Nof.
Para aktivis yakin komunitas intelijen AS dan Israel menjadi sasaran.
Israel memperkirakan Iran akan menyerang tiga pangkalan udara Israel dan sebuah pangkalan intelijen, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut.
Seorang pejabat militer AS mengatakan kepada CNN bahwa target potensial Iran mencakup pangkalan udara dan fasilitas intelijen.
Video tersebut menunjukkan setidaknya dua roket mendarat di dekat markas Mossad di lingkungan Glilot di Tel Aviv, sebuah daerah padat penduduk dengan banyak bangunan perumahan dan komersial.
Di gurun Negev di Israel selatan, video menunjukkan puluhan rudal Iran menghantam pangkalan Navatim.
Salah satu fasilitas terbesar Israel diserang oleh Iran pada tanggal 13 April (IDF mengatakan kerusakannya minimal).
Video lain menunjukkan beberapa dampak di pangkalan Tel Nof, 15 km selatan Tel Aviv.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)