Sebanyak 80-90 Persen Penanganan Sumbatan Darah Koroner di Eropa Gunakan Balon Berlapis Obat

Laporan jurnalis Tribunnews.com Eko Sutriyanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Di negara maju, metode pengobatan penyumbatan arteri koroner telah bergeser dari penggunaan stent (cincin jantung) menjadi obat-eluting balon (DCB). 

Bahkan di negara-negara Eropa seperti Inggris, Jerman, Perancis dan Italia, DCB kini mendominasi pengobatan kasus blok koroner sebesar 80-90 persen.  

Prosedur pemasangan DCB mirip dengan stent, prosedurnya dilakukan di ruang kateterisasi (Cath Lab) dengan anestesi lokal yang ditempatkan pada lengan atau paha kanan.

Pendiri Life Medicine, Prof.Dr. Dasaad Mulijono, MBBS (Hons), FIHA, FIMSANZ, FRACGP, FRACP, PhD mengatakan, sumbatan pada arteri koroner akan dibuka dengan balon khusus untuk mengurangi sumbatan hingga ≤30 persen.

Selanjutnya, gunakan DCB; Balon tersebut didesain sedemikian rupa sehingga obat di dalam balon tersebut menempel pada dinding pembuluh darah yang tersumbat.

Dokter spesialis kardiologi intervensi di Pusat Jantung dan Pembuluh Darah Rumah Sakit Bethsaida mengatakan: “Kemudian balonnya dikeluarkan. Oleh karena itu, tidak ada benda asing yang tertinggal di tubuh pasien.”

Seiring berjalannya waktu, obat yang tertinggal di pembuluh darah koroner, seiring dengan perbaikan gaya hidup, akan mendukung tubuh pasien untuk membersihkan sisa penyumbatan dan memperlebar pembuluh darah koroner melalui proses yang disebut remodeling positif dan pertumbuhan lumen lambat.

Dalam waktu 6-9 bulan, harapannya arteri koroner yang dirawat akan kembali normal.  

Keuntungan penggunaan DCB dibandingkan stent adalah tidak meninggalkan benda asing di tubuh pasien, risiko terjadinya restenosis (penyumbatan ulang arteri koroner yang telah dirawat. Red.) lebih rendah dan lebih mudah untuk diperbaiki. seharusnya.

Cara ini memungkinkan pasien memiliki pembuluh darah yang dapat mengecil dan melebar sesuai dengan fungsi pembuluh darah yang baik (fungsi vasomotor).

Jika suatu saat pasien memerlukan prosedur bypass, tidak ada faktor pembatas, seperti pemasangan stent logam.

“Penggunaan obat pengencer darah dengan dosis obat yang lebih kecil dan penggunaan dua jenis obat pengencer yang lebih singkat lebih aman, apalagi jika dikombinasikan dengan diet D-Nutritarian,” ujarnya.

Pola makan D-Nutritarian, kata dia, merupakan pola makan sehat nabati yang berbahan dasar makanan utuh yang dikembangkan oleh Dasaad Mulijono untuk mendukung penuh efek dan manfaat penggunaan DCB. 

Oleh karena itu, gaya hidup sehat, termasuk pola makan nabati yang kaya akan manfaat nutrisi, sangat penting untuk memastikan arteri koroner tetap sehat, dan program kami dapat mengurangi kemungkinan restenosis dan penyumbatan baru.

Kepala eksekutif Rumah Sakit Bethsaida, Dr. Pitono mengatakan, pihaknya menyediakan fasilitas lengkap untuk pengobatan blok jantung yang tidak kalah dengan fasilitas internasional, salah satunya menggunakan teknologi terkini seperti DCB.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *