Satu Dasawarsa UU Desa, Apdesi: Digitalisasi Transaksi Sangat Diperlukan UMKM

Laporan reporter TribuneNews.com Dennis Destriawan

TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Ketua Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Anwar Sadat menegaskan, digitalisasi transaksi sangat penting bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya di pedesaan Indonesia.

Anwar meyakini saat ini perkembangan usaha kecil, menengah, dan mikro meningkat pesat di pedesaan. Dari segi inovasi dan kreativitas semakin baik dan dapat menyerap tenaga kerja dari berbagai desa. Pada saat yang sama, beliau juga menyampaikan mengenai peran digitalisasi termasuk transaksi digital yang sangat penting.

Saat dihubungi, Jumat (14 Juni 2024), Anwar mengatakan, “Digitalisasi banyak manfaatnya dari segi pemasaran, digitalisasi transaksi sangat membantu. Karena secara ekonomi lebih hemat.”

Selain itu, digitalisasi, termasuk transaksi digital, dapat membantu keuangan UMKM. Oleh karena itu, menurut Anwar, Apadesi menegaskan agar anggotanya menyikapi perkembangan yang ada saat ini dengan serius.

“Fasilitas digitalisasi sangat membantu anggota saya, juga para kepala desa, untuk serius memandang digitalisasi karena peranannya yang luar biasa dalam meningkatkan kapasitas desa dalam hal pasar dan aspek lainnya,” kata Anwar.

Anwar menilai sangat penting untuk mendorong digitalisasi pada usaha kecil, menengah, dan mikro, terutama di pedesaan. Hal ini disebabkan karena kepemimpinan desa yang berganti dan jumlah masyarakat yang berminat menjadi usaha mikro, kecil, dan menengah semakin meningkat.

“Ya, ini sangat penting. Peran usaha kecil, menengah, dan mikro semakin meningkat karena kepemimpinan desa yang berfluktuasi, dan ada pula yang masih berjalan. Jadi kita harus mendukungnya dalam memahami persoalan digitalisasi transaksi ini,” jelas Anwar.

Ditambah lagi, kata dia, banyak manfaat yang bisa diperoleh. Melalui digitalisasi, semakin banyak masyarakat yang mengenal produk-produk usaha kecil, menengah, dan mikro di pedesaan. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan bantuan keuangan dalam hal transaksi digital.

“Dengan cara ini, ketika konsumen lebih banyak, maka pendapatan dasar desa akan dihasilkan secara alami, dan kemudian terjadi pembagian keuntungan, serta membantu kelangsungan hidup dan keuangan desa. Peran digitalisasi transaksi sangat diperlukan untuk pendapatan desa itu sendiri.” Lebih lanjut Anwar mengatakan.

PT Trans Digital Semmerlang (TDC) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi keuangan digital, percaya bahwa dalam konteks pesatnya aliran dana dan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin kompleks, transaksi pembayaran digital menjadi kebutuhan bagi setiap pelaku usaha kecil. . Usaha menengah dan mikro.

“Digitalisasi transaksi keuangan bagi pelaku usaha kecil dan menengah di pedesaan merupakan salah satu bentuk dukungan terhadap pembangunan perekonomian nasional. Tentu saja, sebagai perusahaan yang mengedepankan transaksi keuangan digital, saya mendukungnya,” Direktur Utama TDC Indra, Jumat ( 14/06) Ekspres.

Indra mengatakan, pihaknya juga telah bekerja sama dengan banyak komunitas usaha kecil, menengah, dan mikro di Indonesia untuk mensosialisasikan sistem transaksi digital. Sosialisasi transaksi keuangan digital dimulai dari kualitas perusahaan, seperti ISO 9001:2015 untuk manajemen mutu, ISO 37001:2016 untuk sistem manajemen anti suap, dan ISO 27001:2022 untuk sistem keamanan informasi.

Kemudian promosikan kemudahan penggunaan produk sistem pembayaran tersebut. TDC sendiri memiliki tiga produk yaitu M2PAY, MEbook dan Posku Lite. Masing-masing dari ketiganya menawarkan metode pembayaran dan pemantauan transaksi, sistem informasi terintegrasi, serta registrasi toko dan bistro.

“Kami melindunginya melalui ISO dan berafiliasi dengan Asosiasi Fintech Indonesia. Identitas perusahaan penyedia sistem transaksi digital bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di desa sangat penting untuk diketahui karena hal ini sebagai salah satu cara pengamanan. Diriku sendiri,” tambahnya sebagai bagian dari pengguna. ,

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), volume transaksi perbankan digital pada Januari 2024 sebesar Rp5.335,33 triliun, meningkat secara tahunan sebesar 17,19%.

Nilai transaksi uang elektronik (UE) meningkat 39,28% year-on-year menjadi Rp 83,37 triliun. Volume transaksi item QR Code Standard Indonesia (QRIS) meningkat 149,46% year-on-year menjadi 31,65 triliun rupiah, melibatkan 46,37 juta pengguna dan 30,88 juta merchant, yang sebagian besar merupakan usaha kecil, menengah dan mikro (, kecil dan menengah). perusahaan berukuran besar).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *