Sangat Terpukul, Ibunda Taruna STIP Jakarta yang Tewas Dianiaya Senior Bersandar di Peti Jenazah

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Isak tangis mengiringi kepulangan jenazah Putu Satria Ananta Rustica (19) di Klungkung, Bali.

Jenazah taruna STIP (Sekolah Ilmu Kelautan) yang meninggal dunia akibat penyerangan seniornya itu disimpan di RSUD Klangkung hingga hari kremasi.

Sejak pagi, kerabat dan rekan ibu kandung Putu Satria, Ni Nengah Rusmini sudah menunggu kepulangan jenazah. Mengangan Rusmini adalah bidan di RSUD Klungkung.

Saat jenazah Putu Satria tiba di IPJ (kamar jenazah) RSUD Klangkung sekitar pukul 10.00 Wita, tangis duka pun langsung terdengar.

Nenga Rusmini langsung dipeluk oleh teman-temannya saat jenazah Puttu Satria dalam peti kayu dipindahkan dari ambulans menuju kamar mayat.

Saya berharap pelakunya bisa dihukum seberat-beratnya. Karena dia kehilangan anak saya (keponakan), kata paman Putu Satria, Nyoman Budiarta, Minggu (6/5/2024).

Nenga Rusmini sangat terpukul dengan kepergian putra sulungnya. Matanya sembab karena terus menerus menangis, kesedihan terlihat jelas di wajahnya. Dia kemudian pergi ke kamar mayat berduka atas foto putranya.

Nenga Rusmini yang diliputi kesedihan segera bersandar di peti mati putranya dan memejamkan mata. Kementerian Perhubungan telah memulai penyelidikan

Secara terpisah, menyikapi kasus ini, Kementerian Perhubungan melakukan proses investigasi dan evaluasi internal.

Juru Bicara Kementerian Perhubungan (KmenHub) Adita Irawati mengatakan, pasca kejadian tersebut, pimpinan Kementerian Perhubungan langsung menggelar rapat terkait penanganan kasus tersebut.

Saat ini proses penyelidikan dan evaluasi internal masih berjalan, ujarnya. Terkait kasus hukumnya, kata dia, Kementerian Perhubungan sudah menyerahkannya kepada pihak berwajib.

“Sejak awal kejadian tersebut langsung dapat diatasi dan ditangani. Saat ini kami sedang melakukan penyelidikan dan evaluasi internal terkait kasus tersebut. Kami akan mengajukan kasus hukum ke pihak berwajib dan mendukung penuh prosesnya,” kata Adita.

Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Kementerian Perhubungan menyatakan, pihaknya sedang mengevaluasi pola pengasuhan untuk perbaikan ke depan.

BPSDMP Kementerian Perhubungan menyatakan, meski aksi kekerasan di STIP dan sekolah lainnya belum sepenuhnya diterima dalam BPSDMP, namun perlu dilakukan perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.

Tim investigasi internal dibentuk untuk mengevaluasi kasus tersebut dan hubungannya dengan pola pengasuhan.

Hasil evaluasi unsur kampus STIP akan diterapkan pada sekolah lain yang berada di bawah naungan BPSDMP agar kekerasan serupa tidak terulang kembali, kata Kementerian Perhubungan.

Plt Kepala BPSDMP Subagio mengatakan pihaknya akan mengambil langkah cepat dengan mereformasi pedoman pola asuh yang baik sebagai langkah jangka pendek untuk menangani kasus tersebut.

Dia mengatakan, BPSDMP telah membentuk tim investigasi internal atas kejadian tersebut.

“Tim akan melakukan asesmen, yaitu mengambil langkah-langkah internal mengenai faktor dan pola orang tua di kampus untuk dinilai sesuai aturan yang berlaku, agar kejadian kekerasan ini tidak terulang kembali,” kata Kepala Pelaksana BPSDMP. . Subagio.

STIP Jakarta, kata dia, akan menerapkan sistem pembelajaran hybrid setiap minggu di setiap tingkat semester. Hal ini dilakukan untuk mendukung proses penyidikan di Polres Jakarta Utara dan melanjutkan proses pembelajaran.

BPSDMP, kata dia, telah menambah jumlah penjaga atau pengawas yang ditempatkan di area sektor pendidikan antara lain ruang kelas dan area terlarang, tangga dan koridor serta area toilet.

Selain itu, BPSDMP membantu mengoptimalkan peran pengawas akademik dan petugas bimbingan taruna serta memberikan waktu khusus kepada taruna dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan akademik dan non-akademik, terutama ketika menghadapi permasalahan.

“Dan selalu membangun komunikasi dengan pengawas taruna dan orang tua taruna,” kata Subaggio.

Untuk memastikan tidak ada kemungkinan aksi terorisme di kemudian hari, BPSDMP akan memasang CCTV di lahan kosong di setiap kampus. Selain itu, BPSDMP juga meniadakan kegiatan yang berpotensi menimbulkan kekerasan,

Meningkatkan peran orang tua taruna, serta melibatkan secara aktif pemangku kepentingan yang terkait erat dengan proses pembentukan peran, seperti ikatan alumni dan asosiasi profesi pelayaran.

Ia mengatakan, taruna yang melakukan kekerasan akan mendapat sanksi berat berupa dikeluarkan dari pendidikan secara terhormat dan turut berduka cita atas meninggalnya taruna Putu Satriya Anantha Rustika.

BPSDMP telah menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada Polres Jakarta Utara. Subagio meminta STIP tetap kooperatif, terbuka dan transparan terkait proses penyidikan, serta tetap melanjutkan proses kegiatan belajar mengajar dan layanan.

Sejauh ini polisi telah mencari keterangan dari 36 taruna dan 2 tim medis, ujarnya. Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut (PPSDMPL) Ahmed dan Ketua STIP Ahmed Wahid langsung meminta maaf dan turut berduka cita kepada keluarga Putu Satriya Anantha Rustika di RS Kramat Jati, Sabtu (4), kata BPSDMP. /5). BPSDMP menegaskan pihaknya peduli dan mendukung pihak keluarga untuk memindahkan jenazah ke tempat peristirahatan terakhirnya.

Tegar ditetapkan sebagai tersangka dengan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan berat. (Jaringan Tribune/eka/gta/mat/wly)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *