Sambut Gembira Rencana Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia, Dewi Praswida: Beliau Sosok Progresif

Laporan jurnalis Tribunnews.com Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dewi Praswida, alumni penerima beasiswa dari Nostra Aetate Foundation di Vatikan, mengaku sangat senang dengan rencana kedatangan pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus, ke Indonesia pada September 2024. .

Dewi, sebagai seseorang yang tinggal di Vatikan, memandang Paus Fransiskus lebih dari sekadar pemimpin Katolik dan kepala Negara Vatikan.

Tapi, kata Dewi, Paus Fransiskus adalah sosok yang progresif.

Hal itu disampaikan Dewi saat wawancara khusus dengan News Ancor Tribun Network, Geok Mengwan, Studio Tribunnews, Palmera, Jakarta pada Selasa (11/06/2024) malam.

“Ah tentu saya senang sekali. Makanya saya pribadi melihat Paus, beliau tidak sebatas pemimpin agama Katolik saja. Dan tidak hanya sebagai kepala Negara Vatikan,” kata Dewi. 

“Tetapi Paus ini adalah orang yang progresif,” lanjutnya.

Dewi juga membagikan pendekatan progresif Paus Fransiskus dalam video yang diposting di YouTube. Dimana ia melihat foto seorang anak yang bertemu dengan Paus Fransiskus dan bercerita tentang keluarganya.

Anak tersebut mengatakan ayahnya atheis atau tidak mengenal Tuhan. Apakah dia akan masuk surga nanti, tanya anak itu kepada Paus.

“Saat itu Paus ketika beliau di sini adalah pembuka agama, beliau berhak mengatakan surga dan neraka berdasarkan agama yang dianut Paus,” ujarnya.

Tapi menurut saya, jawaban Paus sangat mengharukan, ya, mengejutkan. Katanya ya, Tuhan itu baik, ayahmu orang baik, dan Tuhan tidak akan pernah meninggalkan anaknya. Menurut saya, jawaban ini, tentu saja, mereka yang pintar dan keren, itu saja,” ujarnya.

Aktivis Gusdurian juga percaya bahwa Paus Fransiskus memiliki pendekatan progresif terhadap kemanusiaan dan kecintaan terhadap lingkungan.

Hal ini terlihat dari lahirnya dokumen gereja Laudato Si. Dokumen tersebut membahas bagaimana mencintai orang yang Anda cintai. 

“Nah, sesama manusia Laudato Si itu tidak sebatas sesama manusia saja. Bahkan kita juga harus mencintai tumbuhan dan hewan, seperti habluminan nas, habluminanloh, seperti dalam agama kita,” kata Dewi.

Wanita berhijab itu juga mengulas terobosan bertahap yang dilakukan Paus Fransiskus yang juga merilis dokumen Fratelli Tutti.

“Paus membuat terobosan progresif, tapi bagi saya dia tidak meninggalkan kecintaannya pada agamanya, dia tidak meninggalkan perannya sebagai pemimpin agama. Jadi menurut saya, kita harus menyambut baik kedatangan Paus, ujarnya. kata Dewi.

“Kita tidak perlu melihat agamanya. Tapi lihat saja seperti apa dia, bagaimana pendapatnya terhadap kemajuan dunia ini,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *