TRIBUNNEWS.COM – Presiden Venezuela Nicolas Maduro memerintahkan larangan akses media sosial X selama 10 hari di Venezuela pada Jumat (8/8/2024).
Maduro mengatakan dia menandatangani resolusi “dengan proposal yang diajukan oleh CONATEL, Komisi Telekomunikasi Nasional yang memutuskan untuk menghapus situs X, yang disebut Twitter, dari gerakan Venezuela selama 10 hari sehingga mereka dapat menyerahkan dokumen mereka”.
Presiden Venezuela tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai proses yang diambilnya terhadap X.
Dia menuduh Elon Musk, pemilik X, menggunakan media sosial untuk menyampaikan ujaran kebencian di tengah sengketa pemilihan presiden di Venezuela.
“Elon Musk adalah pemilik X dan dia telah melanggar semua aturan media sosial itu sendiri,” kata Maduro dalam pidatonya setelah demonstrasi kelompok pro-pemerintah.
Maduro menuduh media sosial digunakan oleh lawan politiknya untuk menciptakan kerusuhan politik.
Sebelumnya, Maduro dan Musk membandingkan kontroversi pemilu presiden Venezuela Juli lalu.
Musk menggunakan media sosial untuk mengkritik pemimpin sosial yang menyatakan dirinya sebagai pemenang pemilihan umum.
Sementara itu, Maduro menuduh Musk menjadi kekuatan di balik protes pasca pemilu.
Pejabat pemilu menyatakan Maduro sebagai pemenang dengan 51 persen suara, namun tidak merilis hasil pemilu.
Pernyataan tersebut mengecam penipuan dan protes luas yang menyebar melalui media sosial.
Setelah pemilu, protes muncul dari warga Venezuela di seluruh negeri.
Masyarakat menuntut Maduro mundur dan memuji kemenangan kandidat oposisi, Edmundo Gonzalez.
Kelompok advokasi lokal melaporkan bahwa sedikitnya 23 orang tewas dalam protes di seluruh negeri.
(mg/alfa)
Penulis adalah mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS).