Reporter Tribunnews.com Aisyah Nursyamsi melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Migrain merupakan sakit kepala berdenyut yang biasanya terjadi pada salah satu sisi kepala.
Sakit kepala migrain bisa berlangsung berjam-jam atau berhari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian WHO, 30% kelompok usia 18-65 tahun mengalami sakit kepala dan migrain.
Jadi, bisakah penderita sakit kepala menjadi lebih baik?
Ahli saraf Dr. Henry Riyanto Sofyan, Sp.N (K), mengatakan, menghilangkan migrain pada seseorang memang sulit.
Khususnya bagi penderita migrain yang rata-rata kambuh sebanyak 15 kali dalam sebulan.
Pada Kamis (13/06/2024), beliau mengatakan, “Misalnya mau zero pain (sembuh total), susah banget ya. Butuh kerja sama yang besar”.
Secara umum, dokter berusaha mengurangi frekuensi kekambuhan migrain selama sebulan.
Bila rasa sakit akibat migrain sangat parah, pasien dianjurkan meminum obat yang diresepkan oleh dokter.
Obat yang diberikan bukan dari jenis yang umum tersedia.
Sebelum itu, dokter akan menilai apakah aman memberikan obat kepada pasien.
“Jadi menurut saya akan sangat sulit untuk mencapai angka nol. Kita akan kurangi dulu ukurannya,” tambahnya.
Namun, Dr. Henry menambahkan, terkadang nyeri yang dirasakan pasien bisa berkurang bahkan hilang.