TRIBUNNEWS.COM – Kabar kembalinya Georg Martin ke pabrikan Austria KTM di MotoGP 2025 penuh dengan cerita masa lalu kedua belah pihak. KTM pernah menyebut George Martin pengkhianat.
Banyak simpang siur terkait transfer pebalap di MotoGP musim 2025.
Dan yang ‘terpanas’ datang dari garasi Ducati di mana terdapat tiga kandidat kuat untuk berpasangan dengan Francesco ‘Peco’ Bagnaia musim depan.
Ketiga pebalap tersebut adalah Marc Marquez, Enea Bastianini, dan Jorge Martin. Tim Ducati Lenovo dilaporkan lebih ditujukan untuk pembalap pemula. Pembalap Pramac Racing Team Jorge Martin (kanan) dan pebalap Ducati Lenovo Team Francesco Bagnaia (kiri) merayakan podium usai memenangi Grand Prix MotoGP Jerman di Sirkuit Sachsenring pada 18 Juni 2023. (Ronnie Hartmann/AFP)
Hal ini semakin meningkatkan spekulasi tentang masa depan George Martin. Maklum, MotoGP 2024 menjadi kontrak terakhir pebalap berjuluk Martinator itu bersama tim Pramac Ducati.
Dan seperti diketahui, Martinator sangat ingin menjadi pebalap pabrikan di MotoGP 2025, dengan atau tanpa tim Lenovo Ducati.
KTM mencoba menjawabnya. Produser asal Austria ini berusaha menghadirkan kembali pria yang pernah dicap pengkhianat.
Mengapa demikian? Saat KTM memutuskan debut di MotoGP, Martinator cedera dan disebutnya pengkhianat.
Martin dulunya adalah bagian dari keluarga besar Austria, dan direncanakan menjadi pebalap masa depan mereka di MotoGP.
Sayangnya, berdasarkan kontrak yang sah, pebalap asal Spanyol itu memutuskan hengkang dari Ducati melalui Tim Pramac Racing.
Saking diminatinya motor Ducati saat itu, Martin akhirnya memutuskan mengaktifkan klausul kontrak dengan KTM untuk memudahkan naik peringkat bersama Pramac di MotoGP 2021.
Martin pun rela membayar sejumlah kompensasi kepada KTM meski harus merogoh kocek pribadinya
Bos KTM Pit Bearer tidak memungkiri bahwa dinamika pasar pengendara berarti mereka juga dapat meningkatkan susunan pembalapnya.
“Pasarnya dinamis, dan meski kami punya banyak pebalap berbakat, kami juga memperhatikan peluang yang mungkin muncul dari hasil tim lain,” kata Beyrer, dikutip dari laman Paddock-GP.
Bearer tak menampik bahwa dirinya sangat sedih dengan keputusan Martin, namun kini siap melakukan rekonsiliasi.
“Waktu telah menyembuhkan stres masa lalu,” kata pria yang sebelumnya aktif di balap Motocross ini.
Martin mengambil keputusan kariernya sendiri yang membawanya ke titik ini. Meski posisi Ducati sangat kuat, kami terus mewaspadai segala peluang, tegas Beurer.
Beyer tidak merinci rencananya, tapi tentu saja Martin harus mendapatkan keinginannya, mendapat tempat di tim pabrikan.
Di sisi lain, KTM juga menaruh perhatian pada Marc Marquez yang merupakan rival utama Martin dalam perebutan kursi Ducati. Namun Beyer menilai peluang Martin pindah ke KTM lebih besar dibandingkan Marquez.
Marc adalah pembalap yang luar biasa, kami sangat menghormatinya. Namun, mengingat tantangan yang dia hadapi, berganti merek saat ini bukanlah pilihan terbaik baginya. Dia sudah berupaya menuju integrasi dengan Ducati. Ini masih dalam tahap ,” tutupnya. .
(Tribunnews.com/Giri)