Saat Anies Baswedan Sembelih Sapi Kurban: Bayangkan Rasanya jadi Nabi Ibrahim

Laporan jurnalis Tribunnews.com Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Senin pagi (17/6/2024), lantunan takbir terdengar nyaring dari Masjid Babol Khoirot, Lebak Bolus, Jakarta Selatan.

Ratusan masyarakat pun beramai-ramai menyaksikan deretan hewan kurban berupa sapi dan kambing yang diikat di halaman masjid.

Beberapa pria gempal berkemeja putih dan kuning sedang mengasah pisaunya. Mereka juga menyiapkan beberapa tali.

Di tengah persiapan tersebut, sejumlah warga mencoba berfoto bersama salah satu pria yang baru tiba di lokasi penyembelihan hewan kurban. DKI adalah mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan.

Dalam bingkai Idul Adha 1445 H/2024 Anis melihat penyembelihan hewan kurban dengan kemeja biru laut.

Anis Basudan diketahui menyembelih seekor sapi seberat 916 kg di Masjid Babol Khoirot, Lebak Bolus, Jakarta Selatan.

Setelah menunggu beberapa lama, Anis bisa langsung menyembelih sapi yang menjadi hewan kurbannya.

Anis terlihat membawa sapi seberat kurang lebih satu ton itu ke rumah potong hewan oleh panitia.

Sapi berwarna coklat itu meronta dan menolak dibawa ke rumah jagal. Namun salah satu dari mereka memancing sapi tersebut hingga akhirnya roboh di dekat rumah potong hewan.

Anis lalu mengeluarkan parang hitam. Kemudian mantan calon presiden (Kaper) itu juga mendapat perintah pembunuhan oleh KPU pada Pilpres 2024.

Nyanyian takbir terdengar nyaring. Anies pun terlihat bersiap mengambil posisi membunuh.

Anis mulai menyembelih sapi sambil membacakan doa dan ayat Alquran dengan mulutnya.

Mereka yang melihatnya berteriak: “Ala Akbar, Ala Akbar.”

Anis pun membunuh seekor sapi dengan satu pukulan pisau.

Setelah itu dia bangun lagi dan berdoa.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu saat ditemui di lokasi mengaku telah berkurban di tiga tempat berbeda pada tahun ini.

Masjid Babol Khoirot, Lebak Bolus, Jakarta Selatan. Anis mengaku ikut serta dalam kurban Yogyakarta dan Kuningan.

Bahkan ia mengaku menyembelih hewan kurban yang sama setiap tahunnya.

Makanya kami berkurban di Yogyakarta, Kuningan, juga di Babilonia Khairut dan masih banyak tempat lainnya, kata Anis.

Anis juga mengatakan, sudah menjadi kebiasaan atau tradisi keluarganya untuk menyembelih hewan kurban.

“Saya membayangkan bagaimana rasanya menjadi Ibrahim (Nabi). Ketika anak kandung (Nabi Ismail) yang sudah lama ditunggu-tunggu dimakamkan, itu adalah proses kejujuran yang luar biasa,” kata Ennis. Anis Basudan mencium tangan ibunya pada Rasid. (Tribunnews.com/Rahmat W. Nugraha)

Anis kembali mengungkapkan perasaannya saat menyembelih hewan kurbannya karena momen tersebut mengingatkannya pada perjuangan dan wasiat Hazrat Ibrahim terhadap putranya Hazrat Ismail.

“Setiap kali saya menunggu waktu untuk mengambil pisau dan memotong, saya selalu membayangkan bagaimana rasanya menjadi Ibrahim,” kata Anis.

“Kalau pisau di tangan diambil, yang akan dipotong bukan binatang, tapi anak kandung. Sungguh ajaib anak kandung digantikan domba. Memang begitu,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *