RUU MK Bakal Dibawa ke Paripurna DPR: Ditolak Mahfud MD, Disetujui Hadi Tjahjanto

Dilansir reporter Tribunnews.com, Fersianus Waku

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Panitia Ketiga dan Pemerintah sepakat mengajukan rancangan undang-undang (RUU) Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (MK) ke sidang paripurna.

Kesepakatan itu dicapai dalam rapat paripurna Tingkat 1 yang digelar di Gedung Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (13 Mei 2024).

Pertemuan tersebut disebut dihadiri perwakilan pemerintah antara lain Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto serta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkuham) Yasonna Laoly.

Mahfud menolak

RUU tersebut sebelumnya ditolak oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahafu karena menilai RUU tersebut hanya untuk kepentingan partai politik tertentu.

“Saya banyak yang melarang undang-undang ini, tapi yang terakhir adalah undang-undang Mahkamah Konstitusi, tidak ada dalam Prolegnas, tidak ada dalam apa pun, diajukan, dibahas,” kata Mahfoud dalam keterangannya, Selasa. kata (14/14).

Maafu mengingatkan, RUU MK pernah ditolak saat mewakili pemerintah sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan pada tahun 2019 hingga 2023.

Saat itu, Mafo mempertanyakan apakah pembahasan RUU MK tiba-tiba dilakukan menjelang pemilu 2024.

“Ketika saya ditunjuk mewakili pemerintah, saya menolak, saya bilang saya akan menundanya dan terjadi kebuntuan dan sampai saat itu tidak ada perubahan undang-undang,” kata Mahfoud.

Hadi Jayanto mengamininya

Namun Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan saat ini Hadi Jayanto selaku wakil pemerintah menyetujui RUU Mahkamah Konstitusi diajukan ke sidang paripurna.

“Atas nama pemerintah, kami menerima hasil pembahasan RUU tersebut di tingkat panitia kerja yang menjadi dasar pembahasan atau pengambilan keputusan di tingkat pertama hari ini. Pemerintah sepakat untuk melanjutkan perundingan dan penetapan tahap kedua mengenai RUU Mahkamah Konstitusi pada rapat paripurna DPR RI,” kata Hardy, Senin.

Hardy mengatakan, ada beberapa poin penting dalam amandemen UU Mahkamah Konstitusi yang dibahas Partai Demokrat.

Ia meyakini perubahan tersebut akan memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara serta semakin memperkuat peran Mahkamah Konstitusi sebagai penjaga konstitusi.

Pemerintah berharap kerja sama yang baik antara Republik Demokratik Rakyat Korea dan pemerintah akan terus menjaga tegaknya negara tunggal yang kita cintai bersama, kata Hadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *