TRIBUNNEWS.COM – Kerusuhan penjara lainnya di wilayah Volgograd Rusia.
Setidaknya tiga orang dilaporkan tewas dalam kejadian Jumat (23/08/2024). Penyandera disebut-sebut sebagai teroris yang diduga memiliki hubungan dengan Negara Islam atau ISIS (sebelumnya ISIS).
Selain membunuh para narapidana, para penjahat juga menyandera banyak staf yang bekerja di penjara.
Russia Today melaporkan bahwa pemerintah Rusia telah diminta membayar US$2 juta untuk membebaskan para sandera.
Gubernur Andrey Bocharov mengatakan beberapa penjaga harus dirawat di rumah sakit setelah terluka dalam serangan pemberontak.
Para pejabat mengatakan personel medis setempat siap merespons keadaan darurat lebih lanjut, termasuk mengangkut pasien melalui udara jika diperlukan.
Para pejabat diberitahu bahwa operasi untuk menyelamatkan para sandera sedang dipersiapkan. Laporan media mengatakan ada tiga atau empat narapidana yang menahan mereka.
Penjara ini terletak di dekat kota Zurovikino, 850 km selatan Moskow. Penjara yang mampu menampung lebih dari 1.200 orang ini menampung narapidana laki-laki.
Laporan media yang belum dikonfirmasi menyatakan bahwa salah satu sandera dihukum karena tindak pidana terorisme dan bahwa dia dan kelompoknya telah berjanji setia kepada Negara Islam (IS, sebelumnya ISIS).
Dalam pesannya, para pelaku menggambarkan kegelisahan mereka sebagai balas dendam terhadap “saudara kita” – sesama simpatisan ISIS yang ditahan di Rusia.
Media berita mengklaim bahwa para pelaku pembantaian Balai Kota Crocus pada bulan Maret akan disebutkan secara spesifik.
Laporan tersebut mengutip rekaman yang diduga diambil di penjara, menunjukkan bahwa mungkin ada tiga kematian.
Rekaman itu memperlihatkan seorang pria berseragam penjara bersenjatakan pisau tergeletak di lantai berlumuran darah dan seorang penjaga berseragam berdiri tak bergerak.
Seorang petugas pemasyarakatan dilaporkan dirawat di unit perawatan intensif karena cedera serius selama pertengkaran tersebut.
Para penjahat dilaporkan meminta uang tunai sebesar US$2 juta dan sebuah helikopter untuk melarikan diri dari fasilitas tersebut sebagai imbalan atas nyawa para sandera yang tersisa.
Seorang petugas penjara disandera bulan lalu di sebuah penjara di kota Rostov-on-Don, Rusia selatan.
Situasi penyanderaan dilaporkan menyebabkan sekelompok tahanan, beberapa di antaranya dihukum karena pelanggaran terorisme, keluar dari sel mereka dan menyerbu tempat tugas, mengalahkan dua petugas polisi.
Lembaga Pemasyarakatan Federal Rusia mengeluarkan pernyataan yang mengatakan dua agen yang bekerja dengan Inspektorat Lembaga Pemasyarakatan ditangkap oleh penjahat yang tidak disebutkan namanya.
Para sandera dilaporkan akhirnya ditembak mati oleh petugas.