TRIBUNNEWS.COM – Perang saudara di Chasiv Yar (di Rusia disebut Chasov Yar) di wilayah Donetsk terus berlanjut dan tentara Rusia dikabarkan terus sedikit menekan tentara Ukraina.
Kepala Administrasi Militer Regional Donetsk, Vadym Filashkin, mengatakan pasukan Ukraina yang memiliki jumlah dan senjata lebih sedikit melawan pasukan Vladimir Putin berhasil dipukul mundur.
“Tentara Rusia akan memasuki jantung Ukraina jika berhasil merebut kota depan Chasiv Yar dan wilayah Donbass yang lebih luas,” kata Vadym Filashkin seperti dikutip Ukrinform.
Dia mengatakan bahwa pasukan Vladimir Putin berusaha menerobos garis pertahanan Ukraina timur, dengan 1.500 hingga 2.500 artileri dan serangan udara ditembakkan di wilayah tersebut setiap hari.
Ketika ditanya apa bahayanya bagi Ukraina jika seluruh Donbass berada di bawah kendali Rusia, Filashkin mengatakan musuh akan terus maju.
“Kami tidak akan membiarkan hal ini dan kami akan melakukan segalanya – dan tidak bisa – untuk membendung musuh di sini, di wilayah Donetsk dan mengembalikan perbatasan seperti pada tahun 1991,” katanya.
Gubernur mengatakan bahwa sekitar 2.500 warga sipil telah terbunuh di wilayahnya saja dan hampir 5.000 lainnya terluka sejak Rusia memulai serangan skala penuh pada Februari 2022.
Seperti diberitakan sebelumnya, menurut Kepala Administrasi Negara Daerah Donetsk, Chasiv Yar di Oblast Donetsk hampir hancur total, dengan 679 orang masih tinggal di kota tersebut hingga 8 Mei.
Sebelumnya, Jenderal Vadym Skibitsky, kepala intelijen militer Ukraina, mengatakan pasukannya akan kesulitan membendung Rusia.
“Tentu saja tidak hari ini atau besok, tapi semuanya bergantung pada sumber daya dan peralatan kami,” kata Skibitsky.
Kota utama yang dimaksud, Chasiv Yar, sebagian besar hancur setelah lebih dari setahun pemboman Rusia.
Namun posisi utamanya yang berada di puncak gunung menjadi tempat yang baik untuk persiapan Ukraina melawan Rusia.
Sejak itu, Ukraina mampu memblokir jalan Rusia menuju desa bebas terakhir di wilayah Donetsk.
Chasiv Yar terletak di sebelah barat kota Bakhmut.
Bakhmut hancur dalam serangan teroris selama hampir setahun hingga jatuh ke tangan Rusia pada Mei 2023. Tentara Rusia menyerang posisi Ukraina dengan mortir
Bakhmut dianggap memiliki nilai strategis yang kecil.
Namun letak Chasiv Yar terletak tinggi dan dekat dengan kota-kota penting lainnya, artinya Rusia akan memiliki posisi yang baik jika berhasil merebutnya.
Kota ini, yang pernah menjadi rumah bagi sekitar 13.000 orang, adalah kunci yang akan membuka gerbang menuju pertempuran sengit dan panjang, kata mantan analis militer Serhiy Hrabsky kepada New York Times.
Pengambilalihan wilayah tersebut akan menempatkan markas besar Ukraina di wilayah timur, Kramatorsk, dan pusat pasokan utama Kostiantynivka dalam jangkauan pasukan Rusia.
Kramatorsk dan Kostiantynivka memiliki populasi yang besar, menurut outlet tersebut.