TRIBUNNEWS.COM – Rusia melancarkan serangan rudal dan drone besar-besaran terhadap infrastruktur energi di seluruh Ukraina pada Senin malam (26 Agustus 2024), waktu setempat.
Rusia mengonfirmasi pihaknya telah melancarkan serangan terhadap infrastruktur energi Ukraina dan mengatakan semua targetnya telah tercapai.
“Kami melancarkan serangan besar-besaran dengan senjata presisi jarak jauh dari udara dan laut terhadap jaringan listrik dan jalur kereta api Ukraina,” kata Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip CNN.
Kereta api tersebut diyakini mengganggu pengangkutan senjata dan amunisi ke garis depan.
“Semua target yang ditetapkan telah tercapai,” lanjut kementerian itu.
Selain itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya menggunakan senjata presisi tinggi untuk menyerang infrastruktur energi penting di Ukraina yang dikatakan mendukung kompleks industri militer.
Infrastruktur yang dimaksud antara lain gardu listrik, stasiun kompresor gas, dan depo senjata pesawat.
Akibatnya, Ukraina harus menerapkan pemadaman listrik besar-besaran.
Menurut Perdana Menteri Ukraina Denis Symhal, perusahaan energi nasional Ukraina, Ukrenergo, terpaksa menerapkan pemadaman listrik darurat untuk menstabilkan sistem.
Pemadaman listrik dilaporkan terjadi di beberapa kota, termasuk Kiev dan Dnipro.
Reuters melaporkan bahwa gangguan pasokan air juga dilaporkan terjadi di banyak daerah, termasuk sebagian wilayah Kiev.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengkonfirmasi kerusakan serius pada sektor energi yang disebabkan oleh serangan rudal Rusia.
Dia membalas serangan itu dengan komandan terbaiknya.
“Kami sedang bersiap,” kata Zelenskiy.
Zelensky juga berjanji dalam pidatonya untuk bereaksi terhadap serangan Rusia.
“Serangan jarak jauh memainkan peran penting dalam menghancurkan pasukan Rusia tepatnya di wilayah di mana mereka melancarkan serangan terhadap Ukraina,” kata Zelenskyy.
“Ini adalah taktik optimal dalam memerangi terorisme,” tambahnya.
Zelensky mengatakan lebih dari 100 rudal dari berbagai jenis dan sekitar 100 drone Shahed digunakan dalam serangan nasional tersebut.
Selama perang, Rusia berulang kali menargetkan infrastruktur energi Ukraina.
Rusia berusaha membuat rakyat Ukraina tidak tahu apa-apa dan menggunakan suhu musim dingin sebagai senjata perang.
(mg/Putri Amalia Dwi Pitasari)
Penulis magang di Universitas Sebelas Maret (UNS).