TRIBUNNEVS.COM- Rusia pada Senin (26/8/2024) kembali melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Ukraina menggunakan kombinasi rudal jelajah, rudal balistik, dan drone untuk menyerang setidaknya 15 wilayah negara tersebut.
Serangan-serangan ini menargetkan infrastruktur penting, sektor energi, dan jalur kereta api di Ukraina, sehingga menyebabkan krisis kemanusiaan yang semakin parah.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengutuk keras serangan itu dan mengklaim bahwa Rusia sengaja menargetkan infrastruktur penting sipil.
“Serangan ini adalah tindakan keji yang menargetkan infrastruktur penting Ukraina,” kata Zelensky, seperti dilansir ABC News, Selasa (27/8/2024).
Serangan yang berlangsung selama 12 jam tersebut menggunakan setidaknya 127 rudal dan 109 drone, menjadikannya salah satu serangan udara terbesar sejak perang dimulai pada tahun 2022.
Kiev, ibu kota Ukraina, merupakan salah satu daerah yang paling terkena dampaknya, dan pasukan pertahanan udara mampu menghancurkan sekitar 15 drone musuh yang menuju ke kota tersebut.
Layanan darurat negara Ukraina mengumumkan tujuh orang tewas dan 47 luka-luka, termasuk empat anak-anak, dalam serangan itu.
Serangan tersebut juga menyebabkan kerusakan besar pada berbagai infrastruktur sipil, termasuk kota Kriviy Rih, di mana seorang wanita tewas dan empat orang terluka setelah rudal menghantam bangunan sipil.
Presiden AS Joe Biden mengutuk serangan Rusia dan menyatakan bahwa tindakan ini merupakan upaya untuk membuat rakyat Ukraina tidak tahu apa-apa.
Biden juga menekankan bahwa AS akan terus mendukung Ukraina dengan mengirimkan peralatan energi untuk memperbaiki dan memperkuat jaringan energi negara tersebut.
Penasihat Keamanan Nasional AS John Kirby menambahkan bahwa Rusia sengaja menyerang infrastruktur energi Ukraina menjelang musim dingin.
“Ini adalah taktik klasik Putin, terutama karena dia tahu iklim akan berubah dan masyarakat akan membutuhkan lebih banyak pemanas dan listrik,” kata Kirby.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim serangan tersebut menyasar fasilitas infrastruktur energi yang mendukung operasi militer Ukraina.
“Semua target yang ditetapkan berhasil diserang,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
Meski serangan tersebut menimbulkan kerusakan parah, Administrasi Militer Regional Kyiv menyatakan pembangkit listrik tenaga air Kyiv yang menjadi sasaran utama tidak mengalami kerusakan berarti.
Operasi penyelamatan dan pemulihan terus berlanjut di seluruh negeri seiring meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina menjelang musim dingin mendatang.
(mg/Saifuddin Herlanda Abid) Penulis magang di Universitas Sebelas Maret (UNS)