Rusia Kirim Alutsista Canggih ke Iran, Joe Biden Kumpulkan Pejabat Keamanan di Situation Room

Ruang situasi di lantai pertama Sayap Barat Gedung Putih konon merupakan tempat khusus untuk memata-matai.

TRIBUNNEWS.COM, AS – “Para pejabat Iran mengatakan Rusia telah mulai mengirimkan radar canggih dan alutsista ke Iran,” lapor The New York Times, Selasa (8/6/2024).

Para pejabat di Teheran dikatakan telah meminta Rusia untuk memasok senjata kepada mereka.

Pernyataan ini terungkap ketika media Iran kemarin memberitakan pertemuan antara Masoud Pezeshkian, presiden baru Iran dan Sergei Shoigu, sekretaris Dewan Keamanan Rusia.

Presiden baru Iran menyatakan pada pertemuan tersebut bahwa Teheran bertekad untuk memperluas hubungan dengan mitranya.

Pezeshkian mengatakan kepada Sergei Shoigu: “Rusia adalah salah satu negara yang mendukung Iran di masa-masa sulit.”

Presiden Iran juga mengatakan bahwa kejahatan yang dilakukan Israel di Gaza dan pembunuhan pemimpin Hamas Ismail Haniya di Teheran pekan lalu, merupakan contoh nyata pelanggaran hukum internasional.

Rusia mengutuk pembunuhan Haniya dan meminta semua pihak untuk menahan diri dari tindakan yang dapat menjerumuskan Timur Tengah ke dalam perang di Timur Tengah. Joe Biden sedang mengumpulkan pasukan keamanan di ruang situasi

Sementara itu, Presiden Biden dan Wakil Presiden Harris bertemu dengan pejabat keamanan nasional di Situation Room Gedung Putih pada 4 Agustus 2024, menurut The Hill.

Pertemuan ini digelar ketika Iran kembali menegaskan niatnya untuk menyerang Israel terkait pembunuhan Ismail Haniyya, pemimpin politik utama Hamas di Teheran.

Hall of Fame dianggap sebagai tempat paling rahasia di Amerika.

Ruangan ini merupakan pusat kendali hampir seluruh kegiatan rahasia militer dan diplomatik kabinet pemerintah Amerika Serikat dari tahun 1961 hingga saat ini.

Ruang situasi di lantai pertama Sayap Barat Gedung Putih konon merupakan tempat khusus untuk memata-matai.

Meskipun sering disebut hanya sebagai satu ruangan, sebenarnya ruangan ini berukuran 5.000 kaki persegi (460m2) yang berisi stasiun kerja dan tiga ruang pertemuan yang aman.

Dijalankan oleh sekitar 130 staf Dewan Keamanan.

Mereka selalu digunakan oleh Presiden Amerika Serikat, Kepala Staf, Penasihat Keamanan Nasional, Penasihat Keamanan Dalam Negeri, dan penasihat senior lainnya untuk memantau dan menyelesaikan konflik, terutama dalam keadaan darurat.

Ruang situasi berisi peralatan komunikasi modern yang canggih bagi presiden untuk mempertahankan komando dan kendali pasukan AS di seluruh dunia.

Barack Obama, mantan presiden Amerika Serikat, menggunakan ruangan itu beberapa tahun lalu untuk memantau pembunuhan Osama bin Laden. Agenda pertemuan

Pertemuan tersebut berfokus pada apa yang terjadi di Timur Tengah dan kekhawatiran terhadap konflik-konflik besar di wilayah tersebut.

Meski Israel tidak terima dengan serangan terhadap Iran, Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan membalas dendam kepada Israel setelah kematian pemimpin Hamas.

Laporan intelijen tentang serangan Iran terhadap Israel Sementara itu, badan intelijen Amerika Serikat (Amerika) telah memperkirakan situasi terkait dua serangan Israel.

Portal Axios yang terhubung dengan pemerintah AS pada Selasa (6/8/2024) dari otoritas AS mengomentari hal tersebut.

Informasi tersebut diperoleh dari sumber terpercaya yang mengetahui isi pertemuan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris dengan tim keamanan nasional di ruang dalam Gedung Putih.

Pejabat intelijen Amerika telah menyatakan bahwa satu serangan diperkirakan akan dilakukan oleh Iran dan serangan lainnya diperkirakan akan dilakukan oleh kelompok Hizbullah di Lebanon.

Stasiun tersebut menulis bahwa, “seorang pejabat AS mengatakan bahwa berdasarkan informasi intelijen, tanggapan Iran dan Hizbullah masih berlangsung, dan tidak satu pun dari mereka yang memutuskan secara pasti apa yang ingin mereka lakukan.”

Seperti diketahui, situasi di Timur Tengah mendadak memburuk setelah masuknya kelompok Hamas dari Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023, yang mengakibatkan warga kota perbatasan dibunuh dan diculik.

Situasi kembali memburuk setelah terbunuhnya Ismail Haniya, pemimpin Hamas di Teheran dan panglima Hizbullah, Fouad Shukr, di Beirut.

Hamas dan Hizbullah menyalahkan Israel atas pembunuhan tersebut dan memperingatkan akan adanya pembalasan terhadap Israel.

Pihak berwenang Israel belum mengatakan apa pun tentang kematian Haniya.

Kematian Shukr disebut-sebut sebagai respons atas serangan penembakan di desa Majdal Shams di Dataran Tinggi Golan yang menewaskan 12 orang.

Namun Hizbullah membantah terlibat dalam insiden ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *