Rusia Hanya ‘Maju Sedikit’, Tapi Jadi Mimpi Buruk Buat Tentara Ukraina di Kharkov

TRIBUNNEWS.COM – Pasukan Rusia terus membombardir wilayah Kharkov (orang Ukraina menyebutnya Kharkiv) di Ukraina hingga Selasa (14/5/2024).

Jet tempur angkatan udara Moskow terus menjatuhkan bom berpemandu di wilayah yang diduduki pasukan Kiev dan warga sipil.

Media Ukrainska Pravda melaporkan, serangan pada Selasa pagi itu melukai empat orang dan menghancurkan beberapa bangunan.

Sementara itu, CNN melaporkan bahwa Presiden Volodymyr Zelensky terpaksa mengorbankan banyak pasukannya demi mempertahankan garis pertahanan.

Media AS melaporkan bahwa pasukan Vladimir Putin telah menguasai sembilan desa di wilayah Kharkov sejak serangan mereka berlanjut pada Jumat pekan lalu.

Bahkan para pejabat militer Kiev telah melaporkan bahwa pasukan Moskow telah berhasil mendorong Ukraina ke wilayah tersebut. Sekarang terjadi pertempuran sengit untuk menguasai kota perbatasan Volchansk.

“Ini adalah peningkatan tercepat sejak hari-hari pertama perang,” kata koresponden keamanan internasional senior CNN, Nick Paton Walsh.

Meskipun Ukraina mengatakan bahwa Rusia belum maju, mereka telah menjatuhkan hukuman kepada tentara Kiev.

Dia mencatat bahwa posisi pasukan Zelensky telah memasuki masa kelam dan mimpi buruk dalam perang ini.

“Ini adalah mimpi buruk bagi Kiev karena dua alasan: pertama, mereka merebut wilayah tersebut dari pasukan Rusia 18 bulan lalu, namun mereka jelas gagal membentengi wilayah tersebut untuk mencegah Moskow melakukan perlawanan dengan mudah,” tulis Paton dalam analisis Walsh.

Kedua, jelasnya, Rusia dapat sekali lagi menahan sejumlah besar rakyat Ukraina dengan pengaruh yang terus-menerus dan penuh kekerasan di Kharkiv, yang mengakibatkan pengabaian senjata di pusat kota yang luas tersebut.

Paton Walsh menambahkan bahwa Zelensky menghadapi “pilihan yang buruk mengenai ke mana harus mengirimkan sumber daya yang terbatas, dan ke mana harus berkorban.”

Analis Barat mengatakan pembukaan front baru sangat berbahaya bagi Kiev, mengingat kurangnya senjata dan keterlambatan pengiriman bantuan Barat.

The New York Times melaporkan pada hari Minggu bahwa serangan yang berhasil terhadap Kharkov, kota terbesar kedua di Ukraina dan pusat industri utama, dapat “merugikan Ukraina dan sekutunya,” dan bahkan memaksa Barat untuk memaksa Kiev melakukan pembicaraan penghentian dengan Moskow.

Ukraina terpaksa mengevakuasi beberapa kota dan desa di Donbass tahun ini, termasuk kota berbenteng Avdiivka, yang telah menjadi lokasi pertempuran sengit selama berbulan-bulan. Ilustrasi pasukan Rusia menembakkan beberapa peluncur roket ke arah pasukan Ukraina. (Sputnik/Mikhail Voskresenski) Serangan masih terjadi hingga saat ini

Pada Selasa pagi, Walikota Kharkov Igor Terekhov mengatakan melalui Telegram bahwa serangan Rusia terus berlanjut.

“Kharkov diserang dengan dua bom berpemandu udara. Satu serangan menghancurkan tiga garasi dan merusak banyak lainnya. Serangan kedua menghantam area terbuka. Keduanya berlokasi di kawasan padat penduduk. Dua orang terluka,” kata Terekhov.

Serangan tersebut menyusul pemboman Rusia pada malam sebelumnya ketika Moskow menghancurkan beberapa gedung bertingkat di distrik Kyivskyi di kota tersebut.

Sementara itu, Oleh Syniehubov, Kepala Administrasi Militer Oblast Kharkiv menjelaskan, Rusia menyerang pada pukul 06.30. Mereka menyerang kota dengan pesawat pengebom UMPB D-30 (multi-tujuan glider) yang dimodifikasi.

Dia mengatakan empat orang terluka dalam serangan itu: seorang pria, 52 tahun, dan tiga wanita, berusia 66, 56 dan 38 tahun. Bom yang diarahkan oleh UMPB Rusia menciptakan Bom Jarak Jauh. (TASS) Perlindungan yang tidak memadai

Sementara itu, BBC menyebut kemajuan yang dicapai Rusia karena Ukraina tidak punya waktu untuk menciptakan pertahanan yang memadai di kawasan.

Media Inggris melaporkan bahwa pasukan Vladimir Putin telah mencapai beberapa kemajuan, namun ini merupakan kemajuan yang signifikan.

Ukraina tampak “enggan” untuk menyerang, meskipun telah berulang kali diperingatkan oleh badan intelijen dalam negeri dan Barat, tegasnya.

“Tidak ada garis pertahanan pertama. Kami menemukannya. Pasukan Rusia baru saja masuk. Mereka masuk, tanpa lokasi penambangan apa pun,” kata Denis Yaroslavsky, kepala Pasukan Khusus Ukraina, kepada BBC.

Yaroslavsky kemudian menunjukkan rekaman drone yang menunjukkan sekelompok tentara Rusia melintasi perbatasan ke wilayah Kharkov di Ukraina tanpa menemui hambatan apa pun.

Klaim para pejabat Ukraina bahwa pertahanan telah dibangun di sepanjang garis depan ternyata salah, katanya.

“Mungkin karena kecerobohan atau korupsi. Ini bukanlah sebuah kegagalan. Itu sebuah tipuan,” kata Yaroslavsky. (Pravda/BBC/Russia Today/CNN/New York Times)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *