Rusia Hajar Habis-habisan Infrastruktur Energi Ukraina

TRIBUNNEWS.COM – Rusia telah menembakkan lebih dari 70 rudal dan drone ke infrastruktur energi Ukraina dalam semalam.

Serangan pada Selasa (7/5/2024) malam menargetkan fasilitas di Kiev dan enam kota lainnya, kata para pejabat.

Kerusakan rumah dan jaringan kereta api dilaporkan, sebagaimana dikutip oleh Al Jazeera.

Lviv, Zaporizhia dan sebagian Ukraina selatan dan barat terkena dampaknya.

Tiga orang, termasuk seorang anak perempuan berusia delapan tahun, terluka dalam serangan itu.

Sembilan wilayah Ukraina mengalami pemadaman listrik pada Rabu pagi (8/5/2024) pasca serangan tersebut.

Operator jaringan listrik Ukrainergo telah memperingatkan kemungkinan pemadaman listrik di seluruh negeri pada Rabu (8/5/2024) malam.

Moskow terus menargetkan infrastruktur energi Ukraina, dengan harapan dapat melemahkan industri dan keinginan masyarakat untuk melawan agresi Ukraina.

Presiden Volodymyr Zelensky mengutuk “serangan rudal besar-besaran” tersebut.

Pada Hari Peringatan dan Kemenangan atas Nazisme dalam Perang Dunia II, Nazi pimpinan Putin melancarkan serangan rudal besar-besaran ke Ukraina. Lebih dari 50 rudal dan lebih dari 20 drone “martir” menargetkan infrastruktur di wilayah Lviv, Vinnytsia, Kiev, Poltava , Kirovohrad, Zaporizhzhia dan Ivano-Frankivsk,” tulis Zelensky di X.

“Semua layanan yang diperlukan sudah bekerja untuk mengurangi dampak teror Rusia. Seluruh dunia harus memahami siapa pelakunya. Dunia tidak boleh memberikan kesempatan kepada Nazisme baru,” lanjutnya.

Menurut para analis, Moskow menghancurkan pembangkit listrik di Ukraina dalam upaya mengganggu produksi senjata untuk militer dan melemahkan moral masyarakat.

“Musuh belum membatalkan rencana untuk mencabut pasokan listrik bagi warga Ukraina,” kata Menteri Energi German Galushchenko.

Serangan itu terjadi sebelum Hari Kemenangan di Eropa.

Tanggal 8 Mei dikenal sebagai hari penyerahan Jerman pada Perang Dunia II.

Rusia merayakan Hari Kemenangan, yang menandai kemenangan Soviet atas Nazi Jerman, pada tanggal 9 Mei.

Ukraina mengubah perayaannya menjadi 8 Mei tahun lalu. Menunggu pengiriman senjata dari Barat

Ukraina dengan cemas menunggu pengiriman senjata dari sekutu Baratnya.

Baik AS dan UE telah berkomitmen terhadap paket bantuan baru dalam beberapa bulan terakhir.

Namun Kiev terus memohon agar lebih banyak sistem pertahanan udara, seperti Patriot buatan AS, yang mampu mencegat drone dan rudal.

Washington telah berjanji untuk mengirimkan lebih banyak sistem Patriot serta lebih banyak amunisi untuk Sistem Rudal Permukaan-ke-Udara Tingkat Lanjut Nasional, atau sistem pertahanan NASAMS, yang dikirimkan pada tahun 2022. Upaya pembunuhan Zelensky

Dalam perkembangan lainnya, Dinas Keamanan Ukraina (SBU) mengumumkan bahwa mereka telah menggagalkan upaya pembunuhan terhadap Presiden Volodymyr Zelensky, dan para pejabat senior lainnya.

SBU mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah menemukan jaringan agen yang dijalankan oleh Dinas Keamanan Federal Rusia.

Mereka dikatakan terkait dengan konspirator mereka di Rusia, Al Arabiya melaporkan.

Kiev mengakui bahwa pemimpin Ukraina telah beberapa kali menjadi sasaran Rusia, termasuk peluncuran serangan Rusia pada Februari 2022.

SBU telah menangkap dua petugas keamanan Ukraina yang diduga terlibat, The Guardian melaporkan pada Selasa (7/5/2024).

Para tersangka mengaku disuruh mencari orang dekat pengawal presiden.

“Orang tersebut menangkap Zelenskiy – di kantornya atau dalam perjalanan keluar gedung – dan kemudian membunuhnya,” kata SBU.

Pembunuhan Zelensky dipandang sebagai “hadiah” untuk Presiden Rusia Putin yang dilantik di Kremlin untuk masa jabatan kelima pada Selasa (5/7/2024).

“FSB juga berencana memecat kepala dinas intelijen militer Ukraina, Kirill Budanov, sosok yang dibenci di Moskow, dan kepala SBU, Vasyl Maliuk,” kata SBU seperti dikutip The Guardian.

“Jaringan tersebut, yang aktivitasnya dipantau oleh FSB dari Moskow, terdiri dari dua kolonel dari Kementerian Keamanan Negara yang membocorkan informasi rahasia ke Rusia,” kata SBU. Putin telah dilantik sebagai Presiden Rusia

Sebelumnya, pada Selasa (7/5/2024), Vladimir Putin resmi dilantik untuk masa jabatan kelima sebagai Presiden Rusia, CNN melaporkan.

Dengan masa jabatan terakhirnya, Putin akan terus memerintah Rusia selama enam tahun lagi, setidaknya hingga ulang tahunnya yang ke-77.

Upacara pembukaan berlangsung di Kremlin, dihadiri oleh para pemimpin militer dan politik Rusia.

Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa menolak mengirimkan perwakilannya setelah Rusia mengklaim pemilu tersebut merupakan demokrasi palsu.

Saingan Putin, sebagian besar kandidat oposisi, telah tewas, dipenjara, diasingkan, dan bahkan dilarang mencalonkan diri.

“Kami tentu saja tidak percaya pemilu ini berlangsung bebas dan adil, namun dia adalah presiden Rusia dan akan terus memegang kapasitas tersebut,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, Senin (6/5/2024).

(TribuneNews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *