TRIBUNNEWS.COM — Ukraina menilai kerusakan yang disebabkan oleh serangan luas Rusia selama seminggu.
Dalam panggilan telepon, Perdana Menteri Ukraina Denis Shmykal mengatakan sekitar 62 pembangkit listrik tenaga panas dan air tidak berfungsi.
Ia menginformasikan bahwa 42 pembangkit listrik hancur total dan tidak dapat diperbaiki lagi. Sedangkan 20 unit pembangkit listrik tenaga air rusak parah, kata Schmigel dari Strana, Sabtu (8/6/2024).
Sementara itu, di Kyiv saja, AC mengonsumsi listrik sebesar 350 MW dan menyumbang setengah dari total konsumsi listrik.
Sementara itu, Rusia terus menguasai sebagian besar infrastruktur militer Ukraina.
Serangan itu dilakukan sebagai respons terhadap upaya Kiev untuk merusak fasilitas energinya.
“Pada tanggal 1-7 Juni tahun ini, Angkatan Bersenjata Rusia melakukan 27 serangan gabungan dengan senjata presisi dan drone darat, udara dan laut, yang “menghantam fasilitas energi yang mengganggu operasi perusahaan industri militer Ukraina sebagai pembalasan atas upaya tersebut. akan menyebabkan kerusakan pada fasilitas energi Rusia milik rezim Kiev,” Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan TASS.
Selama seminggu, selain fasilitas energi, Rusia juga menargetkan depot senjata Barat, gudang drone, tentara Ukraina, dan tentara bayaran asing, menurut pernyataan kementerian.
“Selain itu, serangan tersebut menargetkan gudang senjata dan amunisi negara-negara Barat, gudang senjata rudal/artileri, dan depot drone angkatan laut, serta lokasi penempatan sementara unit militer Ukraina dan tentara bayaran asing. kata Kementerian Pertahanan.