Rusia Berlakukan Status Darurat Usai Gudang Amunisi Distrik Voronezh Habis Dibombardir Drone Ukraina

Laporan dari reporter Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW – Keadaan darurat telah diumumkan di distrik Podgorensky di wilayah Voronezh Rusia, setelah terjadi kebakaran di wilayah tersebut akibat serangan drone Ukraina pada Minggu (7/7/2024).

Gubernur wilayah tersebut, Alexander Gusev, mengatakan di media sosial Telegram: “Sebuah drone ditemukan menuju gudang, kemudian beberapa ledakan panjang terdengar dan asap hitam membubung di udara.”

“Sekarang keadaan darurat telah diumumkan di wilayah Podgorensky di wilayah Voronezh, tempat serangan pesawat tak berawak Ukraina terjadi,” katanya.

Pemerintah distrik Podgorenski belum menyebutkan berapa banyak orang yang tewas dalam serangan tersebut, namun akibat penyerangan tersebut banyak rumah di sekitar gudang yang hancur akibat kebakaran.

Tak hanya itu, hancurnya pesawat mata-mata tersebut juga membakar fasilitas penyimpanan amunisi dan bahan peledak militer Rusia yang disimpan di fasilitas tersebut.

“Akibat runtuhnya ranjau, kebakaran terjadi di sebuah gudang di distrik Podgorenski, dan ledakan pun dimulai,” kata Gusev, menurut Radio Free Europe.

Akibat rangkaian ledakan tersebut, jalan menuju kawasan tersebut ditutup sementara, sementara pihak berwenang mulai mengevakuasi warga dari pemukiman, untuk mencegah terjadinya serangan serupa.

Ukraina secara hukum menjadi bagian dari NATO

Serangan tentara Ukraina ini terjadi sehari setelah para pemimpin NATO disebut-sebut berencana menjadikan Ukraina bagian dari Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Masalah ini muncul setelah pejabat tinggi pemerintahan AS, Joe Biden, mengatakan para pemimpin NATO akan mengumumkan “keanggotaan jembatan” untuk Ukraina pada pertemuan puncak di Washington minggu depan.

Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jens Stoltenberg, yang mengatakan bahwa NATO akan bekerja sama erat dengan angkatan bersenjata Ukraina tanpa ikut serta dalam perang yang sedang terjadi.

“Kami akan meningkatkan dukungan jangka panjang kami untuk Ukraina, memperkuat pertahanan kolektif kami dan memperdalam kerja sama internasional kami,” kata Stoltenberg pada konferensi pers di Washington.

Karena tidak mau mendukung keberhasilan Ukraina di medan perang, para pemimpin NATO berjanji akan terus mengalirkan senjata dan amunisi ke Ukraina setidaknya hingga tahun depan.

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan 32 negara anggota NATO telah menghabiskan 40 miliar euro atau sekitar Rp698,8 triliun untuk dinas militer Ukraina setiap tahun sejak dimulainya perang pada Februari 2022.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *